Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.6, No. 2
132
H a l a m a n
kompeten berstabdar nasional maupun
internasional di bidangnya. Dengan
menghasilkan lulusan yang kompeten
dengan standar internasional pada
akhirnya akan dapat meningkatkan daya
Higher Education
Long Term Strategy
2010),sehingga mampu bersaing dengan
tenaga kerja luar negeri dan dapat
diterima bekerja di seluruh dunia
termasuk dalam negeri sendiri. Dengan
demikian ketika AFTA yang diberlakukan
pada tahun 2008, persaingan bebas di
dunia internasional sudah dapat
diantisipasi.
Kemampuan untuk mengelola dan
mengembangkan perguruan tinggi sudah
dirasakan perlu menggunakan prinsip-
prinsip manajemen yang modern dan
berorientasi
pada
mutu
untuk
memperbaiki dan menyempurnakan
kegiatan pendidikan dan sekaligus
sebagai antisipasi perkembangan
lembaga. yang semakin besar, antisipasi
perkembangan
globalisasi,
dan
menyiapkan diri ke gerbang persaingan
internasional. Dengan demikian
keunggulan untuk mendapatkan sebuah
pengakuan internasional terhadap mutu
proses sebuah Perguruan tinggi menjadi
penting.
Selama krisis ekonomi di Indonesia, ber-
bagai media memberitakan secara luas
terjadi pembengkakan pengangguran yang
mencapai angka 6.151.272 jiwa atau se-
kitar 6% dari seluruh angkatan kerja pada
Tahun 2002. Mengapa hal tersebut bisa
terjadi?Apakah persoalan tersebut terjadi
semata-mata karena masalah krisis eko-
nomi ataukah ada persoalan yang lebih
mendasar?. Persoalan tersebut terkait
erat dengan persoalan ketenagakerjaan
oleh karena kuantitas dan kualitas tenaga
kerja akan sangat mempengaruhi penawa-
ran tenaga kerja. Karena itu pembenahan
mendasar dari persoalan tenaga kerja
harus dilakukan dengan perencanaan
yang memiliki persektif jauh kedepan ter-
hadap persoalan ketenagakerjaan.
Persoalan ketenagakerjaan merupakan
supply
demand
tenaga kerja oleh pelaku ekonomi. Oleh
karena itu untuk mengatasi masalah kete-
nagakerjaan, atau lebih spesifik lagi pen-
gangguran, kebijakan yang harus dilaku-
kan adalah bagaimana menangani sisi
demandsupply
sisi demand, pembenahan persoalan kete-
nagakerjaan diarahkan pada pengemban-
gan kebijakan ekonomi yang mampu men-
yerap tenaga kerja yang ada semaksimal
mungkin. Kebijakan ekonomi tidak saja
berarti memacu pertumbuhan ekonomi
setinggi mungkin namun pertumbuhan
ekonomi tersebut harus semaksimal
mungkin menyerap tenaga kerja.
Pada sisi supply tenaga kerja, pembena-
han mendasar persoalan ketenagakerjaan
harus diletakkan dalam konteks kebijakan
kependudukan. Pemahaman mengenai
dinamika kependudukan akan memberi-
kan pemahaman yang luas dan mendalam
terhadap persoalan ketenagakerjaan. Per-
soalan sisi penawaran tenaga kerja harus
diletakkan dalam konteks peningkatan
kualitas penduduk. Investasi dalam bidang
sumberdaya manusia melalui kesehatan,
pendidikan dan pelatihan merupakan ja-
lan utama untuk menjadikan penduduk
yang berkualitas sehingga menghasilkan
tenaga kerja yang handal dan memiliki
daya saing dengan tenaga kerja dari nega-
ra lain di era globalisasi ini.
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) memiliki
karakteristik yang sedikit berbeda, khu-
susnya dalam pengadaan dan pengelola-
an aspek dana, dibanding dengan PTN; ini
berimplikasi luas pada optimalisasi aspek
lain, yaitu: aspek sumber daya manusia
maupun aspek perangkat dan aspek pro-
ses. Sehingga upaya penciptaan kualitas
lulusan harus sejauh mungkin direncana-
kan berdasarkan skala prioritas. Maka
sehubungan dengan itu memikirkan upaya
optimalisasi variabel vital dengan strategi
Eddy Soeryanto Soegoto