Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.7, No. 1
3
H a l a m a n
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELABUHAN DI KTI
DISINGGAHI ARMADA PERINTIS
EDDY SURYANTO SOEGOTO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor utama yang dipertimbangkan oleh
pengambil keputusan dalam menentukan disinggahi atau tidaknya suatu daerah di
Kawasan Timur Indonesia oleh armada kapal perintis. Metode yang digunakan
adalah analisis faktor dengan analisis komponen utama. Aspek-aspek yang diamati
adalah kondisi geografis, potensi wilayah atau karakteristik zona, kinerja
operasional kapal perintis serta aspek sarana dan prasarana. Hasil penelitian
menunjukkan ada enam faktor atau komponen utama dalam penentuan lokasi yang
disinggahi dengan total kontribusi 75,429%. Sedangkan sisanya adalah faktor
pendukung lain. Faktor pertama, kondisi geografis dan potensi primadona KTI, yaitu
peternakan dengan nilai kontribusi sebesar 19,769%. Faktor kedua, potensi
demand berupa jumlah penduduk, hasil produksi pertanian, dan hasil produksi
perikanan (hasil laut) dengan kontribusi sebesar 13,920. Faktor ketiga, adanya
kegiatan ekonomi yang merupakan gambaran peluang interaksi antara wilayah
yang disinggahi dengan wilayah lain, dengan kontribusi 12,488%. Faktor keempat,
ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhan, serta luas wilayah pelayanan
pelabuhan, dengan kontribusi 11,605%. Faktor keenam, potensi hasil produksi
perkebunan dengan kontribusi 8,647%. Dari 169 sampel pelabuhan, untuk faktor
pertama jumlah pelabuhan yang masuk dalam kategori tinggi, sedang dan rendah
berturut-turut adalah 17, 152 dan tidak ada pelabuhan. Faktor kedua adalah 9,160,
dan tidak ada pelabuhan. Faktor ketiga adalah 23, 141 dan 16 pelabuhan. Faktor
kelima, adalah 2, 167 dan tidak ada pelabuhan. Faktor keenam adalah 10, 154 dan
tidak ada pelabuhan yang berkategori rendah.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan
yang terdiri diri 13.667 pulau menyebabkan
peran perhubungan laut semakin dominan.
Kekayaan alam yang berlimpah dan
tersebar
dengan
tidak
merata
menyebabkan fungsi sarana transportasi
laut menjadi sangat penting.
Dilihat dari beberapa aspek,
p e r b a n d i n g a n
p e r k e m b a n g a n
pembangunan antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI) terlihat timpang. Dari data
persebaran penduduk, penduduk KTI
bejumlah sekitar 20% tetapi menempati
sekitar 80% wilayah Indonesia. Kontribusi
KBI berdasarkan pendapatan asli daerah
(PAD), sekitar 88% sedangkan KTI
berkontribusi sekitar 12%.
Dari sisi pengembangan wilayah, sektor
transportasi laut selain berfungsi sebagai
unsur penunjang, juga berfungsi sebagai
unsur perangsang. Sebagai unsur
penunjang,
sektor
transportasi
laut
menunjang pertumbuhan ekonomi, sosial,
bidang
REKAYASA