Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.7, No. 1
107
H a l a m a n
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kekuatan Beton
Untuk mendapatkan mutu beton yang
sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu
diperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kekuatan beton, yaitu:
Kualitas Air
Air
pencampur
tidak
boleh
mengandung minyak, asam, bahan organik
dan garam-garam alkali. Perbandingan
berat antara air dan semen atau faktor air
semen menentukan kekuatan dari pasta
semen, apabila pasta semen terlalu banyak
air maka akan menghalangi proses
pengikatan, sedangkan kalau kekurangan
air maka akan menyebabkan reaksi kimia
tidak selesai.
Kualitas Semen
Semen harus memenuhi SII 0013-81
(Standar Industri Indonesia) tentang mutu
dan cara uji semen portland. Semen yang
beredar dipasaran telah memenuhi SII, oleh
karena itu semen biasanya dapat langsung
dipergunakan, tetapi ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu kantongnya masih
dalam keadaan baik (tidak sobek) serta
butiran-butirannya masih seperti semula
(tidak
membentuk
gumpalan
atau
mengeras). Pada penelitian ini digunakan
semen portland tipe I.
Kualitas dan Gradasi Agregat
Agregat harus memenuhi SII 0052-80
tentang mutu dan cara uji agregat beton.
Jadi agregat yang digunakan harus bersih,
keras, kuat dan bergradasi baik. Gradasi
agregat sangat berpengaruh terhadap
porositas, kerapatan dan keawetan beton.
Jika digunakan agregat yang terlalu kasar
dalam campuran beton, maka adukan
tersebut akan sulit dikerjakan dan dapat
terjadi segregasi, tetapi jika terlalu banyak
bagian agregat yang halus, maka semen
yang dibutuhkan akan banyak, dan beton
akan mengalami penyusutan yang besar
pada saat mengeras.
Pengangkutan dan Pengecoran
Segregasi atau terpisahnya butiran
kasar dari campuran beton segar dapat
terjadi akibat getaran yang berlebihan
dalam pengangkutan beton dari tempat
pengadukan hingga ke tempat acuan. Oleh
karena itu alat angkut yang digunakan
harus memiliki goncangan dan getaran
sekecil mungkin serta mampu menyediakan
beton di tempat acuan akhir dengan lancar.
Proses pengecoran harus dilaksanakan
dengan suatu kecepatan sedemikian rupa,
sehingga campuran beton selalu dalam
keadaan plastis sehingga dapat mengalir
dengan mudah ke dalam acuannya, serta
harus dapat dipadatkan secara seragam
sebelum
campuran
lapis
berikut
dituangkan.
Curing
Reaksi kimia yang terjadi pada
pengikatan
dan
pengerasan
beton
tergantung
pada
pengadaan
airnya.
Meskipun pada keadaan normal, air
tersedia dalam jumlah yang memadai untuk
hidrasi penuh selama pencampuran, perlu
adanya jaminan bahwa masih ada air yang
tertahan atau jenuh untuk memungkinkan
kelanjutan reaksi kimia itu. Penguapan
dapat menyebabkan suatu kehilangan air
yang cukup berarti sehingga mengakibatkan
terhentinya
proses
hidrasi,
dengan
konsekuensi berkurangnya peningkatan
kekuatan. Dapat ditambahkan juga, bahwa
penguapan
dapat
menyebabkan
penyusutan kering yang terlalu awal dan
cepat,
sehingga
berakibat
timbulnya
tegangan tarik yang mungkin menyebabkan
retak, kecuali bila beton telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk menahan
tegangan ini. Oleh karena itu direncanakan
suatu
cara
perawatan
untuk
mempertahankan beton supaya terus
menerus berada dalam keadaan basah
selama perioda beberapa hari atau bahkan
beberapa minggu, termasuk pencegahan
penguapan dengan pengadaan beberapa
Yatna Supriatna