Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.7, No. 2
152
H a l a m a n
Gambar 3.
Setup
strain gauge
(SG) setelah disambung dengan kabel
berubah sekitar 0.9 ohm, maka perlu dila-
kukan koreksi faktor gauge (GF) sebagai
berikut:
Nilai hambatan SG tanpa kabel: R =
120 W
Nilai gauge factor:
K = 2.1
Nilai hambatan SG + kabel:
R` = 120.9
W
Nilai koreksi GF (AVOmeter): K
=
2.0844
data log-
ger
Untuk memastikan pemasangan
strain gauge
diprediksi apakah strain gauge mengalami
Strain
gauge
1
, A
2
, B
1
, dan B
2
diharapkan dapat
mengukur regangan lentur. Maka ketika
959524
.
00
.
2
K
beban UTM diaplikasikan, benda uji akan
melentur ke atas. Dengan demikian serat
atas akan mengalami regangan tarik/
pemanjangan (A
1
dan A
2
harus bernilai
positif) dan serat bawah akan mengalami
regangan tekan/pemendekan (B
1
dan B
2
harus bernilai negatif).
train gauge
1
, C
2
, D
1
, dan
D
2
diharapkan dapat mengukur regangan
utama, yang nantinya digunakan untuk
menentukan regangan geser. Maka ketika
beban UTM diaplikasikan, akan terbentuk
tegangan seperti pada Gambar 5. Di mana
C
1
& D
1
akan mengalami regangan tarik
akibat tegangan utama σ
1
sehingga harus
bernilai positif, dan C
2
dan D
2
akan men-
galami regangan tekan akibat tegangan
utama σ
2
sehingga harus bernilai negatif.
Strain Gauge
Y. Djoko Setiyarto
1610
P
1630
235
240
800
D
D
D
D
D
D
B
B
B
B
B = Bernouli zone
D = Disturbed zone
test region
WF 150.75.5.7
Satuan dalam mm
Strain Gauge B
Strain Gauge A
Strain
Gauge C
C
1
C
2
Strain
Gauge
C
Strain
Gauge
D
Strain Gauge A
Strain Gauge B
Tampak Atas
Tampak
Samping
Potongan
Penampang
45
45