Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19
Page 2 of 19Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.7, No. 2
250
H a l a m a n
Marliana Budhiningtias Winanti
untuk mewujudkan tujuan perusahaan
terutama terkait dengan persaingan
perdagangan bebas.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa
sumber daya manusia, modal dan
teknologi merupakan faktor-faktor yang
sangat penting dalam menciptakan
kualitas produk. Sumber-sumber tersebut
harus digerakkan secara efektif, guna
output
Untuk mencapi tujuan tersebut diperlukan
adanya usaha yang didukung oleh semua
pihak secara organisasi baik dari pihak
manajemen maupun dari pihak karyawan.
Pihak manajemen dalam hal ini, perlu
melakukan
terobosan-terobosan
baru
untuk
menggerakkan
sumber
daya
manusia yang dimiliki tersebut. Sumber
daya yang paling penting diantara sumber
daya lainnya adalah sumber daya
manusia, karena betapapun canggihnya
teknologi yang digunakan, tidak berdaya
guna tanpa didukung sumber daya
manusia yang handal. Oleh karena itu
sumber daya manusia perlu mendapat
pengelolaan yang seksama.
Cahyadi Heriantio (2007: 4)
mengatakan bahwa dalam menjalankan
usahanya PT. Frisian Flag Indonesia perlu
melakukan
integrasi
yang
terpadu
diantara perusahaan, karyawan dan
masyarakat
sebagai
konsumen.
Sementara itu kenyataan di lapangan
berdasarkan
hasil
pengamatan
menunjukkan bahwa PT. Frisian Flag
Indonesia wilayah Jawa Barat yang
meliputi daerah kotamadya Bandung,
kabupaten Bandung, Cianjur, Garut,
Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, Subang,
Purwakarta, Sumedang dan Majalengka
masih
banyak
masyarakat
sebagai
konsumen yang mempunyai kesan kurang
simpatik dan kecewa terhadap sikap dan
perilaku khususnya pada karyawan yang
berkaitan langsung dengan masyarakat
sebagai konsumen.
Kondisi diatas mengisyaratkan
rendahnya kinerja karyawan PT. Frisian
Flag Indonesia. Oleh sebab itu diperlukan
dukungan
adanya
kompetensi
dan
komitmen organisasi guna meningkatkan
kinerja tersebut. Kompetensi merupakan
aspek kemampuan seseorang yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai,
atau
karakteristik
pribadi
yang
memungkinkan
pekerja
mencapai
keberhasilan
dalam
menyelesaikan
pekerjaan mereka melalui pencapaian hasil
atau keberhasilan dalam menyelesaikan
tugas-tugas (Noe, 2002: 94). Selanjutnya
perilaku
yang
menunjukkan
kondisi
kompetensi karyawan kurang memenuhi
harapan perusahaan, misalkan: kurang
cepat dalam memecahkan masalah, kurang
berinovasi dalam bekerja karena selalu
menunggu perintah atasan, masih banyak
keluhan
dari
pelanggan
tentang
kekurangsigapan karyawan di lapangan,
belum memahami standar pekerjaan yang
baik, informasi dari lapangan belum
direspon dengan baik oleh para karyawan
yang berada di lapangan maupun dipusat
administrasi.
Informasi di atas menunjukkan
bahwa para karyawan PT. Frisian Flag
Indonesia wilayah Jawa Barat masih
memerlukan pembinaan untuk peningkatan
kompetensinya, sehingga dapat melahirkan
kinerja
yang
optimal.
Menurut
Bergerhenegouwen (1997) dan Marshall
(2003), kompetensi merupakan hal yang
paling sulit ditiru, karena karakteristiknya
yang memang berbeda dan spesifik bagi
masing-masing individu. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Munro dan Andrews
(1994) menegaskan, di era hiper kompetitif
berbasis pengetahuan seperti yang terjadi
sekarang ini, kompetensi merupakan aset
utama perusahaan sebagai sumber untuk
membangun dan meraih keunggulan
bersaing secara berkelanjutan.
Dalam kaitannya dengan hal terse-
but, hasil penelitian Spencer dan Spencer
(1993) yang dilakukan lebih dari 20 tahun,
berhasil mengidentifikasi enam dimensi
atau kluster kompetensi yang mampu mem-
prediksi perilaku dan kinerja unggul indi-
vidu. Keenam kluster kompetensi tersebut
meliputi
kompetensi
berprestasi
achievement and action
helping and human services
the impact and in-