Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19
Page 6 of 19Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.7, No. 2
254
H a l a m a n
Marliana Budhiningtias Winanti
terinternalisasi dalam bentuk sembilan
kompetensi
(Spencer
&
Spencer,
1993:35) sebagai berikut :
Berprestasi, yaitu kemauan atau
semangat seseorang untuk berusaha
mencapai kinerja terbaik dengan
menetapkan tujuan yang menantang
serta menggunakan cara yang lebih
baik secara terus-menerus.
Kepastian kerja, yaitu kemauan dan
kemampuan
seseorang
untuk
meningkatkan kejelasan kerja dengan
menetapkan rencana yang sistematik
dan mampu memastikan pencapaian
tujuan berdasarkan data/informasi
yang akurat.
Inisiatif, yaitu kemauan seseorang
untuk bertindak melebihi tuntutan
seseorang, atau sifat keinginan untuk
mengetahui hal-hal yang baru dengan
mengevaluasi,
menyeleksi,
dan
melaksanakan berbagai metode dan
strategi untuk meningkatkan kinerja.
Inisiatif juga sangat berkaitan erat
dengan konsep kreativitas, yaitu
kompetensi
yang
berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk
berpikir dan bertindak secara berbeda
dari kebiasaan dan lebih efektif.
Dimensi dari kreatifitas ini memiliki
empat sifat atau ciri, yaitu (a). peka
terhadap masalah, (b). kaya akan
gagasan/alternatif pemecahan, (c).
mampu menghasilkan ide asli, dan (d).
memiliki sikap fleksibilitas (bersedia
mempertimbangkan
berbagai
gagasan).
Penguasaan
informasi,
yaitu
kepedulian
seseorang
untuk
meningkatkan kualitas keputusan dan
tindakan berdasarkan informasi yang
handal dan akurat serta berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan atas
kondisi lingkungan kerja (konteks
permasalahan).
Berpikir analitik, yaitu kemampuan
seseorang untuk memahami situasi
dengan
cara
menguraikan
permasalahn
menjadi
komponen-
komponen yang lebih rinci serta
menganalisis permasalahan secara
sistematik/bertahap
berdasarkan
pendekatan logis.
Berpikir konseptual, yaitu kemampuan
seseorang untuk memahami dan
memandang
suatu
permasalahan
sebagai satu kesatuan yang meliputi
kemampuan yang memahami akar
permasalahan atau pola keterkaitan
komponen masalah yang bersifat
abstrak (kualitatif) secara sistematik.
Keahlian praktikal, yaitu kemampuan
menguasai
pengetahuan
eksplisit
berupa keahlian untuk menyelesaikan
pekerjaan
serta
kemauan
untuk
memperbaiki dan mengembangkan diri
sendiri.
Kemampuan
linguistik,
yaitu
kemampuan untuk menyampaikan
pemikiran atau gagasan secara lisan
atau tulis untuk kemudian didiskusikan
atau didialogkan sehingga terbentuk
kesamaan persepsi.
Kemampuan naratif, yaitu kemampuan
untuk menyampaikan pokok-pokok
pikiran dan gagasan dalam suatu
pertemuan
formal
atau
informal
dengan menggunakan media cerita,
dongeng atau perumpamaan.
2.
Kompetensi emosional
Kompetensi emosional adalah
karakter sikap dan perilaku atau kemauan
dan kemampuan untuk menguasai diri dan
memahami lingkungan secara objektif dan
moralis sehingga pola emosinya relatif stabil
ketika menghadapi berbagai permasalahan
di tempat kerja yang terbentuk melalui
sinergi antara watak, konsep diri, motivasi
internal serta kapasitas pengetahuan
mental/emosional (Spencer & Spencer,
1993: 35).
Kompetensi emosional individu
terinternalisasi dalam bentuk enam tingkat
kemauan dan kemampuan (Spencer &
Spencer, 1993:37) sebagai berikut:
Sensitifitas atau saling pengertian,
yaitu kemampuan dan kemauan untuk