Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.8, No. 1
61
H a l a m a n
f / f
s
) n hal ini dapat dilihat pada gambar
2 dimana frekuensi sampling = f
s
= 10 MHz
dan frekuensi saat kontinu = f = 300 Mhz.
Ada informasi menarik dari gambar 2 ini
bahwa sinyal sinusoidal yang dihasilkan
tidak murni sinusoidal ditandai dengan
adanya spektrum frekuensi lain selain 0.3p,
dan fungsi autokorelasi sinus yang meru-
pakan cosinus teredam. Hal ini wajar karena
fungsi sinusoidal yang dipergunakan pada
pemrograman ini sebenarnya adalah fungsi
deret yang dibangkitkan dengan ketelitian
tertentu.
Untuk sinyal cyclo-stationer misalnya di-
nyatakan dengan fungsi:
p(t) = 1 untuk k.T ms< t < k.T+200 ms
= 0 untuk k.T+200 ms< t < k.T+T ms
Dimana:
k = 0, 1, 2, ....
T adalah perioda fungsi cyclo-stationer,
maka fungsi dalam waktu diskritnya
adalah
p(nTs) =1 untuk k.T.f
s
ms<n<(k.T+200)f
s
ms
= 0 untuk (k.T+200)f
s
ms< n< (k.T+T)f
s
ms
Dimana k = 0, 1, 2, ....
Pembangkitan White Gaussian Noise
Pembangkitan white gaussian noise dapat
dilakukan dengan menjumlahkan beberapa
white noise uniform, hal ini dilakukan ber-
dasarkan teori sentral limit.
Pembangkitan white noise sendiri dilakukan
dengan subrutin random yang disediakan
komputer seperti dengan algoritma linear
Congruential generator. Menurut spesifikas-
inya sebenarnya bilangan random yang di-
hasilkan tidak sepenuhnya random, tetapi
secara praktis boleh dianggap begitu.
Mengenai kinerja sinyal random yang kita
gunakan untuk simulasi sendiri dapat kita
lihat pada gambar 3 dan gambar 4.
Pada gambar 3 terlihat sinyal random yang
dibangkitkan tidak murni white noise,
karena untuk sample yang saling berjauhan
ternyata masih ada korelasinya walupun
berjauhan. Hal ini akan diperjelas oleh gam-
bar 4.
Pada gambar 4 terlihat spektral noise yang
tidak flat ini menandakan bahwa sinyal ram-
dom sebenarnya tidak white noise. Ini akan
berpengaruh pada simulasi karena sifat
penghapus korelasi yang digunakan untuk
menghapus whitenoise tidak akan 100%
berhasil karena ternyata noise yang diguna-
kan pada simulasi ini masih berkorelasi se-
hingga dapat muncul pada keluaran
n
.
x
Susmini Indriani Lestariningati
Gambar 2.
Autokorelasi Sinus dan Spektralnya
Gambar 3.
Autokorelasi White Noise