Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.8, No. 2
136
H a l a m a n
amanah
yang
merupakan
hasil
transaksi manusia dengan sang Khaliq
mulai dari alam kandungan. Implikasi
dalam bisnis dan akuntansi adalah
bahwa individu yang terlibat dalam
praktik bisnis harus selalu melakukan
pertanggungjawaban apa yang telah
diamanatkan dan yang telah diperbuat
kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud
pertanggungjawabannya
biasanya
dalam bentuk laporan keuangan.
2. Prinsip keadilan. Prinsip keadilan tidak
saja merupakan nilai yang sangat
penting dalam etika kehidupan sosial
dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai
inheren
fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa
manusia pada dasarnya memiliki
kapasitas dan energi untuk berbuat
adil dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam konteks akuntansi, menegaskan
kata adil dalam ayat 282 Surat Al-
Baqarah, secara sederhana dapat
berarti bahwa setiap transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan dicatat
dengan benar.
Dengan demikian, kata keadilan dalam
konteks
aplikasi
akuntansi
mengandung dua pengertian, yaitu :
Pertama
praktik moral yaitu kejujuran, yang
merupakan faktor yang dominan.
Tanpa
kejujuran
ini,
informasi
akuntansi
yang
disajikan
akan
menyesatkan
dan
merugikan
Kedua,
lebih fundamental (dan tetap berpijak
dalam nilai-nilai etika / syariah dan
moral).
3. Prinsip kebenaran. Prinsip kebenaran
ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan
dari prinsip keadilan. Dalam akuntansi
kita akan selalu dihadapkan pada
masalah pengakuan, pengukuran dan
pelaporan. Aktivitas ini akan dapat
dilakukan
dengan
baik
apabila
dilandaskan pada nilai kebenaran.
Kebenaran ini akan mencipatakan
keadilan dalam mengakui, mengukur
dan melaporkan transaksi-transaksi
ekonomi.
III. PEMBAHASAN
Berpijak pada urgensi dan kegunaan
penelitian ini, maka upaya rasional,
penentuan
kebenaran
hakikat
dan
eksistensi akuntansi tersebut perlu diteliti
dengan metode penelitian yang tepat.
Ketepatan metode penelitian tersebut
akan
tercermin
pada
tahap-tahap
penelitian yang dilalui. Pendekatan ini
ditulis untuk menemukan rasionalitas dan
kebenaran hakikat, pengetahuan dan
praktik akuntansi, maka kajian teori kritis
akan digunakan, yang penerapannya
dilakukan melalui dua tahapan, yaitu :
a. Tahap Deskriptif
Tahap
deskriptif
adalah
tahap
penyajian data yang didasarkan pada
perubahan-perubahan yang terjadi
dalam masyarakat. Tahap ini juga
merupakan tahap untuk mengetahui
hakikat sesuatu.
Pendekatan ini dimaksudkan untuk
menemukan
esensi
istilah-istilah
dalam
mengungkapkan
kosep
akuntansi dalam Al-Qur’an secara
obyektif. Suatu badan usaha atau
organisasi atau lembaga baik yang
bertujuan mencari laba maupun
nirlaba
(non-profit)
membutuhkan
informasi untuk proses pengambilan
keputusan
dan
pengembangan
perusahaan. Pada sisi inilah akuntansi
berperan. Akuntansi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari suatu
gugusan tugas manajemen dalam
mencapai tujuannya. Akuntansi akan
memberikan informasi yang sangat
dibutuhkan
manajemen
dalam
menjalankan fungsi-funsinya, yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan. Fungsi-
fungsi tersebut merupakan fenomena
yang akan menjadi kajian keilmuan,
terutama yang berkaitan dengan
Sri Dewi Anggadini