Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.8, No. 2
140
H a l a m a n
organisasi
akuntansi
yang
akan
digunakan. Hal ini muncul, karena
karakteristik masyarakat Islam menuntut
aspek-aspek yang berbeda dengan apa
yang
terjadi
dan
berlaku
dalam
masyarakat kapitalis. Hal ini berarti pula
bahwa akuntansi yang berlaku dalam
sistem lembaga keuangan syariah, jelas
berbeda dengan sistem akuntansi yang
berlaku dengan sistem lembaga keuangan
konvensional.
Tujuan informasi akuntansi dalam
lembaga keuangan syariah muncul karena
dua alasan yaitu :
1. Lembaga keuangan syariah dijalankan
dengan kerangka syariah, sebagai
akibat dari hakikat transaksi yang
berbeda dengan lembaga keuangan
konvensional;
2. Pengguna informasi akuntansi pada
lembaga keuangan syariah adalah
berbeda dengan pengguna informasi
akuntansi di lembaga keuangan
konvensional.
Sehubungan dengan hal tersebut
diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengguna
informasi
akuntansi.
Pengguna informasi akuntansi utama
dalam sistem lembaga keuangan
syariah meliputi :
a. Shareholder
b. Deposan
c. Unrestricted investment account
holders
d. Restricted
investment
account
holders
e. Pengusaha,
perusahaan
atau
agensi yang berhubungan dengan
bank;
f. Dewan Pengawas Syariah
g. Lembaga pemerintah, Bank sentral,
Menteri
Keuangan,
Badan
Administrasi / Pengelola Zakat;
h. Masyarakat luas
i. Pengamat non-Muslim
j. Peneliti;
k. Pegawai
lembaga
yang
bersangkutan.
2. Informasi yang dibutuhkan pengguna,
meliputi :
a. Informasi yang dapat membantu
dalam
menilai
pelaksanaan
operasional bank dengan aturan
tertulis dan jiwa syariah;
b. Informasi yang dapat membantu
dalam
menilai
kemampuan
lembaga dalam menjaga aset,
mempertahankan likuiditas, dan
meningkatkan laba;
c. Informasi tentang inisiatif lembaga
atas tanggungjawabnya terhadap
pekerja, pelanggan, masyarakat
dan lingkungan; dan
d. Informasi yang dapat membantu
dalam
pertanggungjawaban
manajemen.
Accounting, Sarbanes Oxley, dan Syariah
Dari diskusi kuliah hari ini tentang
Syariah Accounting, saya tidak dapat lebih
baik menyimpulkannya kecuali dengan
ilustrasi berikut ini.
Misalnya Anda seorang akuntan
sebuah perusahaan multinasional yang
menjual produknya hanya dalam transaksi
kas, semua aset dibeli tanpa berhutang,
pokoknya nggak pake interest alias riba
nih biar ilustrasinya rada masuk akal.
Pemegang saham perusahaan itu ada 3
orang, satu orang Eropa (Anglo-Saxon),
satu
Amerika,
samau
satu
Arab.
Perusahaan ingin mengajukan proposal
tambahan modal kerja kepada ketiga
investor tersebut supaya cari rejekinya
makin joss. Jadilah Anda sebagai akuntan
mempersiapkan laporan keuangan untuk
lampiran proposal tersebut kepada
masing2 investor.
Pertama kali, Anda terbang ke
Eropa untuk mengajukan proposal plus
laporan keuangan kepada investor dari
Eropa. “Gw mau tau, duit gw selama ini
dipake buat apaan aja? Sehat nggak tuh
usaha loe-loe pade,” begitu kira-kira kata
Sri Dewi Anggadini