Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.8, No. 2
250
H a l a m a n
luas area perumahan di wilayah
Gedebage Kota Bandung sebelum
pemekaran kota rata-ratanya adalah
sebesar 6,67%. kecepatan perkembangan
luas area perumahan sebelum pemekaran
kota adalah lambat. Berdasarkan data
penelitian Maman Hilfan, dapat dilihat
bahwa jumlah luas area pembangunan
perumahan selama dekade setelah
pemekaran kota (tahun 1988-1997)
adalah sebesar 392.120.037 m
2
dan
rata-ratanya sebesar 212.003,7 m
2
.
Kecepatan perkembangan luas area
perumahan di wilayah Gedebage setelah
pemekaran kota rata-ratanya adalah
sebesar 7,65%. Secara lebih rinci dapat
kita
amati
bahwa
kecepatan
perkembangan luas area perumahan
yang paling tinggi sebesar 51.78% terjadi
dari tahun 1991 ke tahun 1993.
Kecepatan perkembangan luas area
perumahan
selama
dekade
setelah
pemekaran kota (1988-1997) cukup
tinggi. Kecepatan perkembangan luas
area perumahan setelah pernekaran kota
lebih cepat bila dibandingkan dengan
kecepatan perkembangan luas area
perumahan sebelum pemekaran kota.
Grafik
yang
menunjukkan kecepatan
pertumbuhannya dapat dilihat pada gambar
4.
Proses pasar tanah dan perumahan dapat
diklasifikasikan ke dalam dua pola
mekanisme, yaitu: (1) informal dan (2) pola
semi-formal yang melibatkan orang-orang di
luar penduduk setempat sebagai tuan tanah
baru dan membeli tanah yang luas untuk
investasi, diolah dan dijual kembali ataupun
dibangun. Melalui pola kedua ini, banyak
subsider
bertindak sebagai spekulan, baik spekulan
tanah mentah maupun spekulan tanah
matang. Dalam konteks Gedebage, terdapat
campuran pola informal dan semi formal.
Rencana
pengembangan
kawasan
Gedebage yang telah dipublikasikan secara
luas oleh Pemerintah Kota mengakibatkan
banyak spekulan tanah juga yang berperan
di kawasan ini. Pada akhirnya harga tanah
di kawasan ini cepat meningkat, yang
awalnya tanah bertransfer kepemilikan dari
petani/penggarap
ke
pengembang,
sekarang ada mekanisme pasar informal
yang
melibatkan
investor
yang
menanamkan uangnya pada pembelian
tanah, untuk dijual kembali dengan harga
lebih tinggi.
Pengaruh Minat/Preferensi Pengembang
terhadap
Perkembangan
Luas
Area
Perumahan
Hal-hal yang mempengaruhi minat
pengembang untuk membangun lokasi
perumahan antara lain fasilitas,
infrastruktur,
aksesibilitas,
harga,
ketersediaan lahan, tata guna tanah,
topografi, dll.
Secara keseluruhan Hilfan (2005)
menyatakan bahwa minat investor untuk
membangun rumah di wilayah Gedebage
cukup tinggi, didukung oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Faktor Kebijakan/Rencana Kota/
Perizinan
1. Adanya
rencana
kota
untuk
pengembangan wilayah Gedebage
(RTRW Kota Bandung)
Ilhamdaniah
Gambar 4:
Grafik perkembangan luas kawasan pe-
rumahan di Gedebage