Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.8, No. 2
255
H a l a m a n
Konsekuensi di atas menyebabkan
daya
saing
competitive
advantage
merupakan
suatu
keharusan
agar
perusahaan dapat bertahan. Tetapi, bila
melihat perkembangan sejak 1996, Indeks
daya
saing
Indonesia
mengalami
keterpurukan dan masih terus berlangsung
hingga
tahun
2003.
Seperti
yang
World Economic
Forum
negara ASEAN lainnya. Hal ini disebabkan
oleh korupsi, birokrasi yang tidak efisien,
ketidakstabilan politik, akses kredit yang
terbatas, peraturan perpajakan, tarif pajak.
(Primiana, 2004)
Menurut Soesastro (2004) cara
untuk meningkatkan daya saing ekonomi
adalah dengan adanya kebijakan liberalisasi
perdagangan (dan investasi). Adanya
pemikiran yang mengatakan bahwa
peningkatan daya saing terutama
merupakan tantangan bagi masing-masing
perusahaan dan upaya yang dilakukan
haruslah pada tingkat perusahaan.
Kerjasama internasional, misalnya dengan
membentuk suatu aliansi strategis
strategic alliance
cara yang kini banyak dilakukan, terutama
antara perusahaan-perusahaan dari negara-
negara maju. Tetapi berbagai bentuk
kerjasama internasional juga dilakukan
pada tingkat negara (ekonomi) untuk
meningkatkan daya saing, artinya
meningkatkan kemampuan penetrasi pasar.
Pembentukan kawasan perdagangan bebas
FTA
saling meningkatkan akses pasar di antara
pesertanya.
Perkembangan Usaha Menengah Besar
Kriteria industri (usaha) menengah
besar berdasarkan kriteria dari Badan Pusat
Statistik hanya berdasarkan pada jumlah
tenaga kerja saja. Usaha (menengah)
adalah perusahaan industri yang
mempunyai tenaga kerja 20-99 orang.
Industri besar adalah perusahaan industri
yang mempunyai tenaga kerja lebih dari
100 orang. (BPS, 2001). Sedangkan Bank
Indonesia menggolongkan usaha kecil,
menengah dan besar berdasarkan nilai aset
perusahaan dan omset tahunan.
Gambar 1 adalah perkembangan nilai
output usaha menengah & besar
selama1996-2002. Perkembangan nilai
output menunjukkan pola yang agak
berbeda dengan perkembangan jumlah
perusahaan-perusahaan tersebut. Jumlah
perusahaan dari tahun 1996 - 2002
cenderung fluktuatif dan bahkan menurun
pada permulaan tahun 2000an, nilai output
Lia Warlina