Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22
Page 4 of 22Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.8, No. 2
184
H a l a m a n
mencapai tegangan maksimum yang
selanjutnya terjadi penurunan kapasitas
pikul beban meskipun regangan terus
bertambah hingga baja putus. Tegangan
maksimum tersebut dinamakan tegangan
ultimit Fu atau kuat tarik baja.
Gambar 3 memperlihatkan idealisasi
kurva tegangan regangan yang digunakan
untuk tujuan praktis. Bagian kurva mulai
dari titik awal hingga limit proporsional
dinamakan selang elastis. Setelah melewati
limit proporsional, baja diidealisasikan
berperilaku inelastik hingga regangan
sekitar 2ε
y
plastic plateu
strain hardening
15 ε
y
. Baja diasumsikan mendekati runtuh
ketika
regangan
mencapai
185
ε
y
(Englekirk, 1994).
Pemodelan Material Pada FEA
Dalam FEA, hubungan tegangan regangan
dari material baja dapat dimodelkan
sebagai kurva linier dan nonlinier, di mana
pemodelan kurva nonlinier diantaranya
tersedia
pilihan
kurva
biliner
atau
multilinier. Pada studi numerik berikut ini
akan di pelajari sampai sejauh mana
perbedaan penggunaan ketiga jenis model
material tersebut, yaitu model material
elastik linier, model material elastik-plastik
bilinier, dan model material elastik-plastik
multilinier.
material elastik linier diasumsikan
mempunyai modulus elastistisitas sebesar E
= 200000 MPa dan rasio Poisson sebesar
0.3. Untuk model material elastik-plastik
bilinier, nilai modulus elastistisitas dan rasio
poison diasumsikan sama dengan model
material elastik linier, dan memiliki
tegangan leleh awal sebesar 240 MPa.
Dalam model material elastik-plastik bilinier,
strain hardening
Y. Djoko Setiyarto
Gambar 2a.
Kurva tegangan regangan
dari 3 jenis baja ASTM (Englekirk, 1994)
Gambar 2b
Diagram Tegangan Regangan
Hasil Uji Tarik Baja A36 (Englekirk, 1994)
Gambar 3
Idealizasi Kurva Tegangan Regangan
(Englekirk, 1994)