Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15
Page 6 of 15Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 1
112
H a l a m a n
kukan hingga semua mencapai kekencan-
gan yang telah ditetapkan.
Gambar 4 Plat Antara Indikator untuk Baut
A325 (Spiegel, 1986)
Pada metode indikator tarik langsung,
salah satunya pengencangan dapat dila-
kukan dengan cara menambahkan pelat
antara indikator beban. Metode ini bergan-
tung pada deformasi pelat antara untuk
menunjukkan tarik baut yang timbul se-
lama dan sesudah pengencangan. Pelat
antara yang bundar dan diperkeras ini
mempunyai bagian-bagian yang menonjol
di satu sisi muka. Pelat antara biasanya
diselipkan di antara kepala baut dan pelat
yang dijepit, dengan muka yang bertonjo-
lan terletak di bawah kepala baut. Pada
saat penegncangan, tonjolan tersebut
menjadi relatif lebih datar sehingga celah
yang semula ada menjadi berkurang. Tarik
baut dievaluasi dengan pengukuran celah
tersebut. Apabila celahnya berkurang
hingga dimensi yang telah itetapkan sebe-
lumnya, maka baut telah mencapai keken-
cangan yang cukup. Pemasangan dengan
metode ini masih tetap memerlukan kunci
mur. Akan tetapi pada metode ini kalibrasi
kunci mur atau penetapan rotasi mur dari
kondisi kencang pas tidak diperlukan lagi.
Gambar 5 Perilaku baut A325 berdiameter
7/8 inchi (Rumpf and Fisher, 1963)
proof
load
gan elastis, sehingga pemanjangan batang
elongation bolt
relatif kecil. Jika gaya tarik awal yang
proof load
tegangan baut yang terjadi berada dalam
kondisi plastis dan mendekati 90% dari
kekuatan tarik baut. Kondisi tegangan
demikian dipandang cukup berbahaya.
Hal ini dapat dilihat dari hasil percobaan
baut A325 berdiameter 7/8 (Rumpf and
Fisher, 1963) yang menunjukkan bahwa
pemberian putaran mur yang berlebihan
proof load minimum
mempunyai potensi terjadinya kehancuran
pada baut A325 tersebut.
3. MEKANISME TRANSFER GAYA PADA
SAMBUNGAN GESER-KRITIS
Pada sambungan tipe geser-kritis, penya-
luran gaya tarik P seperti Gambar 5 akan
terjadi melalui gesekan, dan diasumsikan
tidak ada tumpuan pada batang baut yang
menahan sisi lubang. Gaya tarik awal T
pada baut adalah sama dengan gaya jepit
di antara permukaan pelat yang di sam-
bung. Sehingga gaya friksi / gesekan sebe-
sar µT akan menahan gaya geser pada
baut, dimana µ adalah koefisien gesek
coefficient of friction
Koefisien gesek µ atau lebih tepat dise-
but koefisien geseran (slip coefficient)
bergantung pada kondisi permukaan yang
mill
scale
lainnya untuk permukaan yang dapat
mempengaruhi nilai µ. Rentang nilai µ ber-
variasi dari 0.2 hingga 0.6 [Kulak et all,
1987]. Dalam desain (AISC-LRFD 2005
dan SNI 03-1729-2002), untuk bidang-
bidang kontak dalam keadaan bersih dari
cat, minyak dan sebagainya seperti apa
adanya dari hasil produksi pabrik, nilai µ
dapat diambil sebesar 0.35.
Y. Djoko Setiyarto