Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 1
61
H a l a m a n
PERGERAKAN MAHASISWA DALAM PERSPEKTIF PARTISIPASI POLITIK :
PARTISIPASI OTONOM ATAU MOBILISASI
ANDRIAS DARMAYADI, MSi
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
FISIP – Universitas Komputer Indonesia
Bandung, 40132, Indonesia
E-mail : andredarma@yahoo.com
bidang
SOSIAL POLITIK
Secara konseptual partisipasi politik adalah membicarakan kegiatan dan aktivitas individu
warga Negara dalam proses kehidupan politik. Warga Negara dituntut turut aktif dalam
proses pembuatan dan perumusan kebijakan politik Negara. Mahasiswa disebut sebagai
masyarakat intelektual dengan harapan sebagai generasi emas yang selalu mampu menjadi
agen perubah dalam struktur masyarakat. Partisipasi politik mahasiswa menjadi lebih
bernilai dikarenakan anggapan memiliki konsep pemahaman politik yang lebih baik sebagai
konsekuensi dan buah pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Keadaan ini yang dianggap
sebagai salah satu faktor pembedaantara mahasiswa dengan masyarakat biasa
disekitarnya. Permasalahan yang sering muncul dalam menganalisis pergerakan mahasiswa
adalah, apakah partisipasi tersebut otonom yang artinya tumbuh secara mandiri ataukah
merupakan bentuk partisipasi mobilisasi. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mendikotomikan
secara tegas apa muara dan kemana arah partisi politik mahasiswa berdasarkan dua
tipologi tadi , namun lebih untuk mencoba melihat relasi dan keterkaitan dua tipologi
partisipasi politik mahasiswa guna menghitung kekuatan dari partisipasi poltik kaum
intelektual muda ini.
Key words :Partisipasi Politik, Gerakan Mahasiswa, Pendidikan politik, elit
PENDAHULUAN
Studi partisipasi politik sebenarnya
merupakan bagian dari pendekatan tingkah
(behavioralism)
bagian penting dalam studi pembangunan
politik. Meskipun pembangunan politik
ditujukan sebagai respons Barat dalam
peranannya di negara
-negara dunia
ketiga,
studi mengenai partisipasi politik bukanlah
menjadi milik barat dan hanya terjadi di
Barat, justru negara dunia ketiga-lah yang
seringkli dijadikan objek sekaligus subjek
dalam studi ini.
Pada awalnya kecenderungan ke arah
partisipasi rakyat yang lebih luas (yang
menjadi ciri dari modernisasi politik) dalam
Renaissance
Reformasi
————————————-
1
Gabriel A. Almond, ―Interest Group and Interest Articu-
lation‖ dan ―Political Party and Party System,‖ dalam
Comparative Politics Today
Company, 1974 terjemahan x, 2000, halaman 45-46.
memperoleh dorongan yang lebih kuat di
enlighment
abad 18 dan 19. Menurut Myron Wiener
paling tidak ada lima hal yang menyebabkan
munculnya gerakan ke arah partisipasi lebih
luas.
1
, pertama,
Modernisiasi: komersialisasi pertanian,
industrialisasi urbanisasi yang meningkat,
penyebaran kepandaian baca tulis,
perbaikan pendidikan, dan pengembangan
media massa. Ketika masyarakat pada
sebuah kota baru seperti buruh, pedagang
dan kaum professional lainnya merasa