Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 1
62
H a l a m a n
b a hw a
m e r e k a
mam p u
un t u k
mempengaruhi nasib mereka sendiri,
mereka semakin menuntut untuk ambil
bagian dalam kekuasaan politik.
Kedua,
Perubahan-perubahan
Struktur Kelas sosial. Munculnya kelas
pekerja baru dan kelas menengah secara
luas. Memberi penekanan pada peluang
mengenai
siapa
yang
berhak
berpartisipasi
dalam
pembuatan
keputusan
politik
yang
memberi
perubahan pada pola partisipasi politik.
Ketiga,
Pengaruh
kaum
intelektual
dan
komunikasi
massa
modern. Kaum intelektual seperti sarjana,
filsuf, pengarang dan wartawan seringkali
mengemukakan
gagasan-gagasan
mengenai
egalitarianisme
dan
nasionalisme
kepada
masyarakat.
Kenyataan seperti ini pada akhirnya akan
memberikan semangat bagi tuntutan akan
partisipasi massa yang meluas dalam
proses pembuatan keputusan politik.
Komunikasi dan transportasi modern
mempercepat bagi transfer gagagsan
tersebut kepada masyarakat. Melalui
kaum intelektual dan komunikasi massa
modern, gagasan tentang demokratisasi
partisipasi menyebar ke berbagai belahan
ndunia termasuk negara-negara baru,
negara dunia ketiga.
Keempat,
kelompok pemimpin politik. Munculnya
konflik dan kompetisi politik di tataran elit
memungkinkan mereka untuk mencari
dukungan kepada massa rakyat. Aktifitas
mencari dukungan seperti ini pada
gilirannya
memunculkan
gerakan
persamaan hak. Dengan kata lain aktifitas
mencari dukungan yang dilakukan oleh
elit
telah
memaksa
rakyat
untuk
memperjuangkan hak pilihnya.
Kelima,
yang meluas dalam urusan sosial,
ekonomi dan kebudayaan. Perluasan
bidang
kegiatan
pemerintahan
memunculkan konsekuensi bagi tindakan-
tindakan pemerintah yang menjadi kian
menyentuh
aktifitas
masyarakat
keseharian.
Hal
ini
merangsang
munculnya
tuntutan-tuntutan
yang
terorganisir akan kesempatan untuk ikut
serta dalam pembuatan keputusan politik.
Ditinjau dari aspek kesejarahan,
Revolusi Perancis, paling tidak bisa
mewakili ketika kita berbicara mengenai
partisipasi politik. Pada masa ini muncul
tuntutan akan kesamaan (egalite). Egalite
bagi
revolusi
Perancis
merupakan
kemajuan yang sangat berarti bagi
partisipasi di Perancis, yaitu dengan
munculnya kelas-kelas baru di masyarakat
Perancis selama abad 18. Setelah itu
partisipasi politik meluas hampir di
seluruh Eropa, ketika partai politik mulai
muncul dan berkembang. Asumsinya
adalah
bahwa
industrialisasi
menyebabkan
muncul
dan
berkembangnya kelompok-kelompok yang
sadar
akan
kemampuannya
dalam
melihat
kebutuhan
dan
kesadaran
mereka.
2
Partisipasi Politik: Pengertian, Bentuk dan
Tipologi
Miriam
Budiardjo
dalam
tulisannya mengenai partisipasi dan partai
politik mendefinisikan partisipasi politik
secara umum sebagai kegiatan seseorang
atau sekelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu
dengan jalan memilih pimpinan negara
dan, secara langsung atau tidak langsung,
mempengaruhi kebijakan
pemerintah
public policy
3
Pertanyaannya adalah,
kegiatan
seperti
apakah
yang
dikategorikan sebagai partisipasi politik?
Hal ini menyangkut konseptualisasi
mengenai
partisipasi
politik.
Konseptualisasi
merupakan
upaya
menyusun rambu-rambu sebagai criteria
untuk menentukan apakah suatu fakta
termasuk atau tidak termasuk ke dalam
Andrias Darmayadi, M.Si
—————————-
2
Politi-
cal Development
Pembangunan Politik
halaman 19-22
3
Miriam Budiardjo (ed), Partisipasi dan Partai Politik,
Jakarta: PT. Gramedia, 1982, halaman 1