Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 1
67
H a l a m a n
dan pengembangan potensi diri, "kritis"
dalam melihat dan merespon realitasnya
dan memiliki idealisme yang cukup tinggi.
sehingga ia selalu sensitif terhadap apa
yang terjadi pada lingkungan dimana ia
hidup. Seperti yang dikemukakan Lewis
Coser : ―mahasiswa merupakan cendekia-
wan, yaitu orang-orang yang kelihatannya
tidak pernah puas menerima kenyataan
sebagaimana adanya..., mereka memper-
tanyakan kebenaran yang berlaku suatu
saat, dalam hubungannya dengan kebena-
ran yang lebih tinggi dan lebih luas‖
14
Aktivitas politik yang dimaksud
adalah kegiatan yang dilakukan untuk me-
negakkan kondisi dan situasi lingkungan
masyarakat.
15
Aktivitas politik berkaitan
erat dengan aktualisasi - diri yang dipahami
sebagai pengaktualan kemampuan, se-
hingga bisa berkembang kemudian menjadi
aktif kreatif dan berkarya. Aktualisasi-diri
dapat di realisasikan melalui pemahaman
mahasiswa mengenai persoalan-persoalan
sosial politik yang sedang terjadi, dengan
cara berfikir secara kritis dan analitis, serta
dapat menentukan sikap dalam mengha-
dapi suatu permasalahan politik. Pemaha-
man dan pemikiran mahasiswa yang kritis
terhadap berbagai masalah sosial politik
disalurkan
pada
berbagai
kelompok-
kelompok diskusi, Lembaga Swadaya
Masyarakat, organisasi ekstra universiter
(seperti: HMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI
dan sebagainya) dan organisasi intra uni-
versiter ( Senat Mahasiswa, Unit Kegiatan
Mahasiswa, Pers Kampus, dan lain seba-
gainya).
Menurut Al-Zastrouw
16
, aktivitas maha-
siswa yang muncul terbagi dalam berba-
Pertamaasketisme-
religi
adanya semangat keagamaan yang tinggi,
tercermin melalui simbol-simbol formal
Kedua
profesional-individual
tandai dengan adanya kompetisi yang cu-
kup tinggi dalam bidang skill profesional.
konsumtif-hedonistik
yaitu kelompok yang lebih menekankan
aspek hura-hura dan kenikmatan duniawi
proletariat
yaitu kelompok dengan gerakan yang lang-
sung menyentuh pada persoalan masyara-
kat secara riil, sebagaimana manifestasi
kesadaran dan kepedulian terhadap reali-
tas yang ada. Kelima adalah kelompok
aktivis-organisatoris
siswa yang melakukan kegiatan melalui
organisasi formal.
Fenomena menarik yang patut dicer-
mati adalah munculnya dua macam
kelompok aktivitas mahasiswa. Kedua
kelompok tersebut adalah pertama, "
mahasiswa aktif" atau yang biasa disebut
"aktifis" dan kelompok kedua yaitu
"mahasiswa apatis" . Seorang mahasiswa
disebut sebagai aktifis jika ia tidak hanya
menekuni disiplin ilmunya saja, tetapi
ia juga ikut dalam berbagai kegiatan.
Misalnya kelompok diskusi/kelompok
studi, Lembaga Swadaya Masyarakat,
organisasi-organisasi ekstra dan intra
universiter serta organisasi kepemu-
daan. Adalah jelas bahwa tugas pokok
seorang mahasiswa adalah studi untuk
mendapatkan keahlian dan ketrampilan
berdasarkan suatu ilmu tertentu. Namun
untuk menikmati hasil dari penerapan
keahlian dan ketrampilan tersebut secara
optimal, maka mahasiswa perlu meleng-
kapi diri dengan pemahaman akan kondisi
manusia dan masyarakat lingkungannya.
Pemahaman akan kondisi tersebut disalur-
kan melalui keterlibatan dalam berbagai
kegiatan diatas. Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa tidak saja peduli den-
gan kegiatan dan kepentingannya dalam
concern
hadap masalah sosial politik yang berkem-
bang di masyarakat. Melalui Kelompok
studi dan LSM mahasiswa mandapatkan
wadah untuk dapat menyumbangkan
—————————
14
,” Peranan Mahasiswa Sebagai In-
telegensia “Golongan Cendekia-
wan : mereka yang berumah diatas Angin,
PT.Gramedia,1980, hal.70
15
Pendidikan politik
dar Maju, 1996, hal.xvi
16
Reformasi Pemikiran
LKPSM, 1998, hal. 140