Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 1
69
H a l a m a n
tor perubahan.
Ridwan Saidi menyebutkan maha-
siswa pada dasarnya memiliki persepsi
politik yang terbentuk dari arus informasi
yang dicernanya sehari-hari, melalui proses
pertukaran pikiran dengan sesama rekan
yang berlangsung secara tidak sengaja
dalam kehidupan sehari-hari, realita ke-
hidupan kemasyarakatan yang dapat di-
rekamnya. Ekspresi atau ungkapan, dan
persepsi politik yang dimiliki seseorang ter-
gantung dari individu yang bersangkutan.
reluctant
bahkan apatis sekalipun dengan kehidupan
politik.
Salah satu ekspresi politik mahasiswa
dalam bentuk aktif yang di gambarkan oleh
Ridwan Saidi adalah keikutsertaan maha-
siswa pada organisasi kemahasiswaan.
Menurutnya, organisasi mahasiswa sangat
penting artinya sebagai arena pengemban-
gan nilai-nilai kepemimpinan. Masalah ke-
pemimpinan bukan sekedar bakat yang se-
cara alami melekat pada seseorang. Ke-
pemimpinan juga tidak dapat dikursuskan.
Pengembangan kepemimpinan memerlukan
latihan-latihan. Karena itu, organisasi maha-
siswa mengemban fungsi sebagai ―training
ground‖. Sehingga mahasiswa tidak dipan-
dang sekedar sebagai insan akademis yang
cuma tahu lagu, buku dan cinta tanpa kepe-
dulian terhadap masalah sosial kemasyara-
katan.
19
Menurut Almond dan Verba,
20
pemaha-
man sikap politik tidak bisa dipisahkan dari
kebudayaan politik yang merupakan orien-
tasi politik. Antara lain dinyatakan : " Istilah
kebudayan politik itu terutama mengacu
pada orientasi politik, sikap terhadap sistem
politik dan bagiannya yang lain serta sikap
terhadap peranan kita sendiri dalam sistem
tersebut."
Dari pengertian diatas dapat dikatakan
bahwa bagi Almond dan Verba sikap politik
dan orientasi politik terdapat kesamaan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa orientasi
politk itu terdiri dari:
1.
Orientasi kognitif adalah pengeta-
huan tentang politik dan keper-
cayaan pada politik, peranan dan
segala kewajiban, serta input dan
outputnya.
2.
Orientasi afektif adalah perasaan
terhadap
sistem
politik,
per-
anannya, para aktornya dan penam-
pilannya.
3.
Orientasi evaluatif adalah kepu-
tusan serta pendapat tentang obyek
-obyek politik yang secara tipikal
melibatkan kombinasi standar nilai
dan kriteria dengan informasi dan
perasaan.
PENUTUP
Dari penjelasan yang diberikan be-
berapa ahli ilmu politik diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sikap politik adalah
orientasi individu terhadap obyek politik
yang terdiri dari tiga komponen yaitu kog-
nitive, afektif dan evaluatif. Kognitif adalah
pengetahuan dan kesadaran tentang
obyek-obyek
politik.
Afektif
adalah
perasaan tentang obyek politik dan
evaluatif adalah penilaian serta pendapat
tentang obyek politik. Dengan kata lain
proses seperti ini memberikan penampilan
bahwa partisipasi yang dilakukan oleh
gerakan mahasiswa lebih bersifat otonom,
meskipun dalam kadar tertentu bisa
berubah menjadi partisipasi yang termobi-
lisasikan. Hal ini bergantung pada konsep
dan definisi teoritik yang kita batasi, dan
akan tercermin bila kita memberi aksen-
tuasi yang penuh ke dalam sebuah kajian
serius dalam penelitian.
Bagian akhir tulisan ini hanya ingin
mengatakan bahwa studi partisipasi politik
yang menjadi bagian penting dalam
behavioralism
kankan pada individu sebagai aktor seba-
gaimana yang diharapkan bagi negara de-
———————————————————-
19
Mahasiswa dan Lingkaran Politik,
Jakarta : lembaga Pers Mahasiswa Mapussy
Indonesia,1989, hal.232.
20
Budaya Politik :
Tingkah laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara
Jakarta, Bina Aksara, 1984, hal.14