Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 1
72
H a l a m a n
Pengolahan lebih lanjut dari hasil
segmentasi warna ini adalah deteksi
object detection
obyek dalam suatu citra merupakan suatu
permasalahan mendasar dalam banyak
image analysis
Salah
satu
aplikasi
yang
juga
menggunakan deteksi obyek sebagai
dasar analisanya adalah bidang ilmu HRI
Human Robot Interaction
sebuah robot dapat mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan jika ia telah
diprogram dengan berbagai klasifikasi
tertentu. Untuk mengerjakan suatu tugas,
robot terlebih dahulu harus mengenal
benda yang akan ditanganinya. Peranan
deteksi obyek dalam hal ini sangat
penting.
DESKRIPSI SISTEM
Penelitian
akusisi
citra
ini
menggunakan webcam pada laptop, yang
digunakan untuk menangkap suatu objek
diam maupun bergerak. Dimana hasil citra
yang telah diterima kemudian diproses
Grafic Usher
Interface
capture
untuk mendapatkan citra baru (hasil
capture) yang kemudian akan dianalisis
mengunakan transformasi warna sehingga
grayscale
level.grayscale
graythresh
biner dengan dua derajat keabuan (0 dan
255), sehingga memiliki harga intensitas
range
Proses selanjutnya hasil citra tersebut
dapat
diadjust
berdasarkan
level
threshold
threshold
kemudian
di
segmentasi
sehingga
menghasilkan citra hasil segmentasi dari
capture
level threshold
yang diinginkan.
Selain itu juga dalam penelitian
computer vision
save, print
priview,print.
mempermudah dalam pengambilan data
dan pengarsipan.
AKUISISI CITRA DIGITAL
Pencitraan Digital
Citra adalah representasi dua
dimensi untuk bentuk fisik nyata tiga
dimensi. Citra dalam perwujudannya dapat
bermacam-macam, mulai dari gambar
hitam-putih pada sebuah foto (yang tidak
bergerak) sampai pada gambar berwarna
yang bergerak pada pesawat televisi.
Proses transformasi dari bentuk tiga
dimensi ke bentuk dua dimensi untuk
menghasilkan citra akan dipengaruhi oleh
bermacam-macam
faktor
yang
mengakibatkan penampilan citra suatu
benda tidak sama persis dengan bentuk
fisik nyatanya. Faktor-faktor tersebut
merupakan
efek
degradasi
atau
penurunan kualitas yang dapat berupa
rentang kontras benda yang terlalu sempit
atau terlalu lebar, distorsi geometrik,
blur
motion blurnoise
gangguan
yang
disebabkan
oleh
interferensi peralatan pembuat citra, baik
berupa transduser, peralatan elektronik
ataupun peralatan optik.
Pengolahan citra dilakukan dengan
komputer digital maka citra yang akan
diolah terlebih dahulu ditransformasikan
ke dalam bentuk besaran-besaran diskrit
dari nilai tingkat keabuan pada titik-titik
elemen citra. Bentuk citra ini disebut citra
digital. Setiap citra digital memiliki
beberapa karakteristik, antara lain ukuran
citra, resolusi dan format lainnya.
Umumnya citra digital berbentuk persegi
panjang yang memiliki lebar dan tinggi
tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam
picture
elemen/pixel
Ukuran citra dapat juga dinyatakan
secara fisik dalam satuan panjang
(misalnya mm atau inch). Dalam hal ini
tentu saja harus ada hubungan antara
Jana Utama,ST.