Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 2
180
H a l a m a n
jalan
yang
diambil
ialah
dengan
menyebarkan
beberapa
kegiatan
perguruan tinggi yang ada di Kota
Bandung ke luar Kota Bandung. Untuk itu,
maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menetapkan Jatinangor sebagai Kawasan
Pendidikan Tinggi.
Jatinangor
ditetapkan
sebagai
Kawasan Pendidikan Tinggi tertuang
dalam SK Gub. Kepala DT I Jabar No.583/
SK-PIL/1989.
Kebijakan
tersebut
direalisasikan dengan relokasi empat
universitas besar dari Kota Bandung yaitu
Institut Manajemen Koperasi Indonesia
(IKOPIN) pada tahun 1982, Universitas
Padjajaran (UNPAD) pada tahun 1987,
Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN)
pada tahun 1989, dan terakhir Universitas
Winaya Mukti (UNWIM) pada tahun 1991
(Vidyasari,2008). Keempat perguruan
tinggi ini berlokasi di ruas Jalan Raya
Jatinagor.
Penetapan Kawasan Pendidikan Tinggi
(KPT) tersebut mengubah Kecamatan
Jatinangor yang dulunya perkebunan karet
kini menjadi suatu kawasan yang padat.
Jumlah mahasiswa meningkat baik dari
dalam maupun luar daerah. Dengan
kondisi demikian memperlihatkan bahwa
KPT
Jatinangor
sudah
berkembang
menjadi salah satu tujuan migran (Gultom,
2008).
Perkembangan aktivitas perguruan
tinggi yang berada di sepanjang koridor
Jalan Raya Jatinangor menimbulkan
tarikan dan bangkitan pergerakan yang
berpengaruh langsung pada kelencaran
arus lalu lintas di Jalan Raya Jatinangor.
Tarikan
dan
bangkitan
pergerakan
tersebut berasal dari pergerakan kedalam
perguruan
tinggi
maupun
keluar
perguruan tinggi. Jenis kegiatan yang
terdapat
di
perguruan
ini
akan
menghasilkan tarikan dan bangkitan
pergerakan yang tinggi karena kampus
merupakan tempat dengan berbagai
kegiatan seperti kegiatan belajar dan
mengajar, kegiatan kemahasiswa, tempat
kerja staf dan sebaginya. Kegiatan inilah
yang akan mempengaruhi pada tarikan
dan bangkitan lalu lintas perguruan tinggi
di Jalan Raya Jatinangor.
METODE
Waktu penelitian (survai)
traffic counting
Hari Senin, Hari Rabu, Hari Jumat, Hari
Sabtudan Hari Minggu pada pagi (06.00-
09.00), siang (11.00-14.00), dan sore
(16.00-19.00).
Penetapan
hari
berdasarkan karakteristik hari yang
beragam, Hari Senin merupakan hari yang
memiliki karakteristik berupa hari kerja
satu hari penuh, Hari Rabu mewakili Hari
Selasa
dan
Hari
Kamis
karena
diasumsikan pergerakan pada ketiga hari
tersebut sama dan Hari Jumat memiliki
karakteristik
setengah
hari
kerja
sedangkan Hari Sabtu diasumsikan
sebagai akhir pekan dan Hari Minggu
diasumsikan
sebagai
hari
libur.
Sedangkan penetapan periode waktu
didasarkan pada karakteristik waktu yang
peak hour
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian
ini
terdiri
dari
metode
pengumpulan data sekunder dan metode
pengumpulan data primer.
Data Sekunder
Data sekunder memberikan gambaran
secara umum tentang hal-hal yang
berkaitan dengan objek dari penelitian.
Data sekunder ini diperoleh dari instansi/
Data Primer
Data primer diperoleh dari survei
langsung di lapangan. Data primer
tersebut berupa data volume lalu lintas,
data kapasitas jalan, data bangkitan dan
data tarikan pergerakan. Data-data
traffic
counting
berdasarkan penggolongan moda. Survei
dilakukan pada hari Senin, hari Selasa,
hari Jumat, Hari Sabtu dan Hari Minggu
pada periode waktu pagi (06.00-09.00),
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini