Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14
Page 3 of 14Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 2
233
H a l a m a n
Desain Terinci
Desain rinci dimulai dengan mengajukan
isu-isu tajam dan membuat keputusan
untuk kelas dan metode secara individual
meliputi pemberkasan dan relasi basis
d a t a .
S e l a m a
d e s a i n
t e r i n c i
dipertimbangkan kembali model-model
dari analisis, dengan menambah
pertimbangan mengenai kemudahan
implementasi, kemudahan perawatan,
dan kinerja yang baik. Desain terinci
m e l i p u t i
t r a n s f o r m a s i
u n t u k
menyederhanakan dan mengoptimasi
model objek, elaborasi model objek,
elaborasi model fungsional, dan evaluasi
kualitas dari model desain terinci.
Implementasi
Implementasi adalah tahap penerapan
hasil desain kedalam bentuk file
komputer, meliputi implementasi
database sesuai dengan paradigma
database terpilih dan pembuatan
perangkat lunak menggunakan bahasa
pemrograman tertentu atau menggunakan
software pengembang antarmuka yang
terdapat dalam DBMS. Tahap-tahap
implementasi meliputi implementasi
identitas, implementasi domain,
implementasi kelas dan asosiasi,
implementasi referential integrity,
implementasi indeks, implementasi user
interface, dan implementasi fungsi.
HASIL
Konseptualisasi menggambarkan bahwa
sistem informasi yang dirancang harus
dapat mendukung aktivitas pembelian
meliputi pembuatan pesanan pembelian,
pencatatan transaksi pembelian,
pencatatan transaksi retur pembelian,
menghitung nilai pembelian dan
memberikan informasi mengenai utang
jatuh tempo untuk pembelian-pembelian
kredit, pada aktivitas penjualan sistem
mememberikan dukungan berupa
pembuatan katalog barang, penanganan
proses order penjualan, menghitung nilai
transaksi penjualan, dan memberikan
informasi mengenai piutang dagang, dan
untuk manajemen persediaan sistem
dapat menghasilkan informasi mengenai
status persediaan, menghitung nilai
p ers ed ia an ,
m e ngh it ung
wak t u
pemesanan kembali, menghitung
perputaran persediaan, menghitung stok
pengaman, mencatat setiap kehilangan
dan kerusakan persediaan, dan
mengklasifikasi barang menggunakan
analisis ABC.
Setelah konseptualisasi dilakukan analisis
yang menghasilkan diagram kelas seperti
terlihat pada Gambar 1 berikut.
Untuk lebih menjelaskan peran dari setiap
kelas pada diagram kelas itu dibuat
kamus data setiap kelas yang terlibat.
Berikut adalah kamus data untuk sistem
informasi persediaan.
1. Analisis ABC adalah metode yang
digunakan untuk mengklasifikasi
persediaan, dalam kasus ini untuk
mengelompokan barang berdasarkan
volume penjualannya.
2. Barang adalah semua produk yang
dibeli dari pemasok dan dijual kepada
pelanggan.
3. Distributor adalah penyalur produk dari
perusahaan tertentu, diwakili oleh
tenaga penjual (salesman) sebagai
kontaknya, umumnya distributor
Alam Santosa