Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14
Page 6 of 14Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.9, No. 2
236
H a l a m a n
Setelah pembuatan model objek, analisis
dilanjutkan dengan membangun model
fungsional
yang
bertujuan
untuk
mendefinisikan
operasi-operasi
yang
dilakukan objek, model fungsional yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
diagram use case.
Diagram use case seperti terlihat pada
Gambar 2, menunjukan bagaimana
interaksi aktor yang meliputi pemasok,
manajer, pekerja, dan pelangan dengan
sistem, diagram use case ini digunakan
untuk melihat aktor mana yang
menggunakan menggunakan suatu use
case dan bagaimana suatu use case
mempengaruhi use case yang lain,
diagram use case mirip dengan diagram
konteks pada pendekatan terstruktur
(Fowler, 2005), sehingga tidak secara
eksplisit menunjukan data apa saja yang
mengalir, direkam, dan disimpan oleh
sistem, sehingga penulis menggunakan
DAD untuk mengelaborasinya pada tahap
desain rinci
Pada langkah desain diperoleh beberapa
keputusan mengenai arsitektur sistem
informasi yang tentunya berdampak pada
desain basis data, sistem yang dibangun
merupakan integrasi dari tiga aktivitas
yaitu pembelian, penjualan dan
persediaan, dan sistem dirancang pada
komputer tunggal yang melayani sedikit
user yang mengakses basis data pada
waktu yang berbeda. Berdasarkan
arsitektur yang telah ditetapkan dipilih
paradigma manajemen basis data yang
sesuai, dengan mempertimbangkan
beberapa alasan teknis seperti
kemudahan implementasi, dan untuk
jumlah kelas kurang dari 30 kelas
sebaiknya
menggunakan
sistem
manajemen basis data relasional (Blaha,
1998).
Setelah desain sistem langkah berikutnya
adalah desain terinci, aktivitas yang
dilakukan pada langkah ini yaitu elaborasi
model objek yang setelah melalui
transformasi objek dihasilkan spesifikasi
basis data yang dapat diimplementasi,
spesifikasi basis data untuk sistem
informasi manajemen persediaan dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.
Elaborasi model fungsional dalam kasus
ini menghasilkan DAD seperti terlihat pada
Gambar 3, menunjukan data apa saja
yang digunakan, dari mana sumbernya, ke
mana tujuannya, dan dimana data
disimpan dan bagaimana data dipanggil
kembali, pada DAD juga teridentifikasi
tabel-tabel penyimpanan data yang
berhubungan dengan kelas-kelas pada
diagram
kelas,
dan
menunjukan
bagaimana ketergantungan fungsional
diantara kelas-kelas itu, ini sangat
membantu dalam proses perancangan
meta data.
Sesuai dengan desain rinci yang
menetapkan existences-based identity, MS
Access menerapkannya melalui tipe data
autonumber dan menandai atribut
tersebut sebagai primary key. Berikut
daftar Identitas untuk setiap table. Dalam
implementasi domain Access tidak
memiliki fasilitas implementasi langsung
melainkan dengan mengkonversi dalam
tipe data yang dikenalnya, dalam sistem
ini di tentukan tipe data yang dianggap
paling sesuai yang meliputi tipe data yaitu
Text, Number, Date, Yes/NO, dan
Currency.
Setiap kelas yang terdefinisi dalam model
Alam Santosa