Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14
Page 13 of 14Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10 No. 1
21
H a l a m a n
KESIMPULAN & SARAN
Seluruh rangkaian kegiatan penelitian untuk
pengaruh tata letak baut terhadap kinerja
cold formed
menahan momen sebidang menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
a. Penambahan jumlah baut akan
menghasilkan penambahan kekuatan
sambungan, namun pengaruh tata letak
baut akan turut menentukan kekuatan
sambungan tersebut. Pada Tabel 3
terlihat signifikansi yang berbeda-beda
akibat pola pengaturan tata letak baut.
Menambah jumlah baut dari 3 buah
menjadi 5 buah dipandang kurang
efektif, karena hanya memberikan
peningkatan kekuatan sebesar 29.42%
(di bawah 50%).
b. Untuk sambungan baut dengan jumlah
yang sama (3 buah), tata letak diagonal
memberikan kinerja kekuatan paling
baik, sedangkan sambungan dengan
tata letak vertikal (tegak lurus arah
gaya) memberikan kinerja kekuatan
paling buruk. Sambungan 3 baut
dengan tata letak horisontal
memberikan kinerja daktilitas dan
kekakuan yang paling baik untuk tahap
awal pembebanan. Namun untuk tahap
selanjutnya, sambungan 3 baut
diagonal tetap memperlihatkan kinerja
yang paling baik.
c. Nilai kekuatan sambungan yang
d i h a s i l k a n
d a r i
p e r c o b a a n
eksperimental mirip dengan prediksi
studi parametris. Beberapa fakta yang
menunjukkan kemiripan hasil:
Perbedaan nilai kekuatan yang
dihasilkan relatif kecil (kurang dari
20%), hal tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.
Urutan nilai kekuatan sambungan
dari yang paling besar hingga ke yang
paling kecil. Urutan nilai kekuatan
dari besar ke kecil yaitu; sambungan
dengan 5 baut; sambungan dengan 3
baut diagonal; sambungan dengan 3
baut horisontal; sambungan dengan
3 baut vertikal; dan sambungan
dengan 2 baut diagonal.
Bentuk dan lokasi kehancuran dari
hasil eksperimen serupa dengan hasil
studi parametris, yaitu lokasi dimana
tegangan efektif melebihi tegangan
leleh. Seluruh spesimen mengalami
terjadinya kelelehan pada tepi lubang
pelat terutama pada lubang pelat
yang berdekatan dengan beban.
d. Lubang baut yang terletak di titik pusat
kelompok sambungan tidak mengalami
perubahan deformasi. Berdasarkan studi
parametris maupun eksperimental,
untuk seluruh spesimen tidak ditemukan
adanya bagian tepi lubang baut (baut
yang diletakkan pada titik pusat
kelompok sambungan) yang mengalami
kelelehan. Demikian pula berdasarkan
kegiatan ekperimental dan studi
perametris 1 dan 2, ternyata
penambahan kekuatan yang disumbang
oleh penambahan 1 baut di titik pusat
kelompok sambungan tersebut tidaklah
signifikan. Dalam hal ini dapat
dikatakan, bahwa baut yang terletak
pada titik pusat kelompok baut tidak
efektif dalam memberikan sumbangan
kekuatan.
Beberapa saran yang dapat diambil
sehubungan dengan hasil kesimpulan yang
diperoleh:
1. Untuk meningkatkan
kekuatan
sambungan momen pada struktur baja
cold formed,
letak baut secara diagonal lebih
dipertimbangkan, karena penambahan
jumlah baut belum tentu menghasilkan
penambahan kekuatan sambungan bila
tidak memperhatikan tata letak baut.
2. Semakin banyak jumlah baut belum
tentu efektif dalam meningkatkan
kekuatan sambungan, mengingat bahwa
kekuatan sambungan momen pada
cold formed
ditentukan dari kekuatan tumpu pelat
cold formed
ingin diperoleh peningkatan kekuatan
sambungan secara signifikan, maka
Y. Djoko Setiyarto.