Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14
Page 4 of 14Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10 No. 1
12
H a l a m a n
baut.
Demikian pula model grip bantu juga
tidak dimodelkan, dengan tujuan agar
simulasi menjadi lebih sederhana. Grip
bantu hanya dimodelkan sebagai tumpuan
coldformedchannel
karena sesuai kondisi realnya bahwa
spesimen tersebut dijepit pada kedua ujung
coldformedchannel
PART
disusun menjadi satu kesatuan sebagai
spesimen sambungan baut yang menahan
ASSEMBLY
model yang siap dilakukan simulasi numerik
seperti pada Gambar 5. Agar menjadi satu
kesatuan dan tidak saling terpisah-pisahkan
lagi, maka interaksi antara part satu dengan
yang lain harus terdefinisi dalam proses
INTERACTION
yang harus terdefinisi yaitu:
cold
formedcold formed
horisontal. Gesekan yang terjadi
diantara kedua pelat diperhitungkan
sebagai kontak tangensial dengan
koefisien gesek sebesar 0.18 (Kulak et
al 2001).
b. Kontak 2, yaitu kontak antara batang
cold formed
terdiri atas 3 jenis interaksi lagi yaitu
kontak 3 buah batang baut berdiameter
coldformed
Gesekan yang terjadi di antara
permukaan batang baut dengan
coldformed
diperhitungkan sebagai kontak
tangensial tanpa adanya gesekan
(koefisien gesek = 0)
c. Kontak 3, yaitu kontak antara grip
cold formed
part
berbeda tersebut disatukan dengan opsi
tie
Karena dengan opsi tersebut dapat
menggabungkan elemen pelat
coldformed
dapat digabungkan dengan elemen grip
beban yang tidak dapat berdeformasi.
master
slave
coldformed
Gambar 5. Proses ASSEMBLY dan
MESHING pada ABAQUS untuk Model
Spesimen Sambungan Baut dalam Studi
Parametris
rigid body
motion
berakibat program tidak akan berjalan,
maka kondisi-kondisi batas (boundary
condition) yang diambil adalah sebagai
berikut:
channelcoldformed
constraint
coldformed
elemen solid 3D (C3D8R), maka DOF
yang ada hanya 3 buah (DOF translasi)
sehingga bagian yang terkekang adalah
U1, U2, dan U3.
rigid body reference node
(RF) pada model baut yang
analytical rigid
(benda tegar). Karena pergerakan
benda tegar secara keseluruhan hanya
ditentukan gerakan satu titik nodal yaitu
RF, yang mempunyai kebebasan
bergerak arah translasi dan rotasi, maka
titik tersebut harus didefinisikan secara
spesifik untuk setiap batang baut. Pada
constraint
dengan cara 6 buah DOF pada tahap
awal dalam kondisi terkekang,
Y. Djoko Setiyarto.
Rigid Body Reference
Node (RF)
Tie