Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14
Page 7 of 14Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10 No. 1
57
H a l a m a n
periel tesebut harus dilakukan tiap hari.
Sedangkan alur transaksi pembayaran
UMKMK pemasok dari PT HEINZ – ABC
Karawang (Cabe Olahan) disajikan pada
Gambar 5.
Berdasarkan Gambar 5 bahwa pembayaran
yang diterima UKM pemasok dari Peritel
besar yaitu PT HEINZ – ABC Karawang
antara 44 – 74 hari. Artinya pembanyaran
yang diterima oleh UKM paling cepat
setelah 44 hari barang/produk dikirim dan
bahkan bias mencapai 74 hari setelah
berang/produk di kirim. Dilain pihak bahwa
memasok produk ke periel tesebut harus
dilakukan tiap hari.
Dengan adanya alur transaksi pembayaran
yang cukup lama dari peritel besar kepada
UKM, maka UKM perlu menyediakan modal
yang cukup selama menunggu pembayaran
dari peritel besar. Kasus pada Lifo Farm
untuk supply ke Toserba Yogya dan Toserba
Griya harus tersedia modal sebesar Rp
174.000.000,00. Untuk supply ke Gallery
Paris Van Java Rp 2.500.000,00. Untuk
supply ke Hipermarket harus tersedia modal
(Dana) sebanyak 243.000.000,00. Sedang
dana yang harus tersedia untuk supply ke
Asiana Fresh Market sebesar Rp
17.000.000. Pada Kasus Lyco Farm dana
yang diperlukan untuk mensuply barang ke
peritel
besar
sebelum
menerima
pembayaran dari peitel besar sebesar Rp
435.000.000,00.
UKM Pemasok dapat menyediakan semua
kebutuhan peritel jika dana tersedia. Jika
dana yang tersedia hanya 50 persen
bahkan kurang dari dana yang dibutuhkan,
maka pemasok akan mengalami penurunan
pendapatan dan bahkan UKM akan
menghentikan
produksinya
sementara
sambil menunggu pembayaran dari peritel
besar.
Format dan Sistem Bisnis Peritel Besar
Pesatnya perkembangan peritel besar
disebabkan tuntutan konsumen, di mana
konsumen
membutuhkan
kenikmatan
untuk memilih, baik ditunjang oleh
kenyamanan ruang belanjanya maupun
kelengkapan
produknya
yang
bisa
mengakomodasi
berbagai
kebutuhan
konsumen. Hal ini juga seiring dengan
maraknya segmentasi pasar. Kini hampir
leverage
segmen. Contohnya produk sampo sekarang
ada sampo bayi, remaja dan dewasa. Belum
lagi berdasarkan fungsinya, ada yang
menonjolkan
kandungan
vitamin,
antiketombe, penghitam, hingga ke produk
vitalitas. Otomatis hal ini membutuhkan
pola merchandising yang baik dan tertata.
Pasar tradisiornl sudah tentu tidak bisa
menampung aspirasi itu, sebab lokasi ruang
pergerakannya sangat terbatas. Yang paling
cocok adalah peritel besar dengan
tempatnya yang luas dan nyaman, pilihan
produknya juga sangat lengkap.
Secara umum pembelian barang dari
pemasok oleh peritel besar dilakukan
secara beli putus, jatuh tempo dan
konsinyasi. Dalam cara beli putus pemasok
mendapat
pembayaran
cash
setelah
menyerahkan barangnya. Jatuh tempo
waktu pembayaran ditentukan beberapa
hari setelah barang diterima, Sementara itu
cara konsinyasi pembayaran ke pemasok
hanya terhadap barang-barang yang laku
saja, atau jika tidak laku barang bisa
ditukar.
Term of payment merupakan bagian dari
negoisasi, sesuatu yang normal dalam
bisnis. Pemasok akan memiliki kekuatan
dalam bargaining kalau brand-nya sudah
kuat dan laku. Karena itu dalam pola
kontrak
peritel
besart-supplayer
ini,
pemasok harus meningkatkan kekuatan
merek produknya, agar bisa mengimbangi
kekuatan posisi tawar dari peritel besar.
Begitu juga dalam distribusi pasokan barang
-barangnya, karena mengandalkan volume
besar (bisa lebih dari 50 – 60 ribu item
produk) peritel besar merasa mampu
Dr. Kartib Bayu, Ir.,M.Si., Dr. Dedi Sulistiyo S, ST.,MT