Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10 No. 1
110
H a l a m a n
merasa teriris hatinya setiap melihat Hachi
yang begitu setia, tidak mengenal dingin,
hujan tetap menunggu majikannya yang
telah tiada.
Keberadaan Hachi di stasiun
tersebut menarik minat seorang wartawan
koran Asahi untuk menulis artkel
tentangnya. Secara tidak sengaja artikel
tersebut dibaca oleh istri Ueno yang berada
di Akita. Istri Ueno datang langsung dari
Akita ke Tokyo untuk menemui Hachi, Dia
berpikir kenapa Ume menelantarkan Hachi
padahal dia sudah menitipkan Hachi
padanya. Tapi setelah dia pergi ke rumah
Ume dia baru mengetahui kalau Ume sudah
meninggal dunia. Malam itu istri Ueno
berkeliling sambil membawa Hachi mencari
penginapan. Susah sekali menemukan
penginapan yang bisa membawa anjing.
Tetapi untunglah ada penginapan kecil
dekat stasiun yang mau menyewakan
kamarnya. Setelah dimandikan dan diberi
makan, malamnya Hachi sudah tidak ada di
tempat. Istri Ueno mencari-cari ke sana ke
mari tapi tidak ketemu sampai akhirnya dia
menyerah dan pulang. Dia pulang ketika
hari sudah pagi. Dia teringat akan stasiun
Shibuya dimana Hachi selalu datang ke
sana setiap sore karena itu besoknya dia
langsung pergi ke sana dan menunggu
Hachi di sana. Tetapi Hachi tidak muncul-
muncul. Padahal saat itu Hachi
bersembunyi di dekat stasiun. Dia tidak
datang menghampiri istri majikannya
karena takut akan dititipkan ke orang lain
lagi.
Karena sudah lama menunggu
tidak datang juga akhirnya istri Ueno pergi
ke warung Tome dan menanyakan kalau-
kalau dia melihat Hachi. Dan karena tidak
muncul-muncul juga akhirnya istri Ueno
menitipkan uang pada Tome untuk memberi
makan Hachi makanan yang pantas dan
setelah itu dia pergi meninggalkan Hachi
kembali ke Akita. Semenjak hari itu
keluarga Tome lah yang memberi makan
Hachi. Dan setiap Hachi lapar dia pasti
datang ke warung Tome.
Tidak terasa musim terus berganti
dan musim dingin kembali datang. Pada
waktu itu salju turun, dan seperti biasa
Hachi datang ke stasiun Shibuya. Kakinya
yang pincang karena terluka ketika dikejar
petugas hewan liar semakin parah dan
sudah tidak bisa digerakkan lagi. Tetapi dia
paksakan pergi ke stasiun. Di sana tidak
ada orang yang dia kenal tapi tiba-tiba dia
melihat sesosok orang yang dia kenal keluar
dari pintu keluar stasiun. Ternyata dia
adalah majikannya yang telah lama ia
tunggu-tunggu. Dia langsung mengangkat
kakinya dan berlari ke arah majikannya.
Majikannya mengelus-ngelus kepala Hachi
Dan tidak lama kemudian badan Hachi yang
kurus dekil pun terkulai layu dan dia pun
tidak bergerak lagi. Melihat Hachi terkulai
Tome pun lari menghampiri Hachi, dia
menggoyang-goyangkan tubuh Hachi, tapi
Hachi sudah tidak bergerak lagi.
2. Penokohan
2.1 Tokoh Utama
a. Hachi
Seekor anijng keturunan asli dari Akita. Dia
lahir dari seekor anjing betina yang
bernama Aka. Tak lama setelah lahir Hachi
dikirim ke Tokyo tepatnya ke Shibuya untuk
kemudian dipelihara oleh profesor Ueno.
Hachi merupakan anjing yang baik dan bisa
dipercaya. Seperti kutipan berikut:
先生も奥さんもハチが信頼できる犬だか
ら、放してやるのだ。途中ではほかの犬
に出会っても、けんかはしないし、幼い
子どもにかみつくようなこともない。ま
た 、 大 き な 犬 に い じ め ら れ も し な い の
だ。
“Karena Hachi merupakan anjing yang bisa
dipercaya maka baik sensei (Prof. Ueno)
dan Istrinya membiarkannya lepas. Dia tidak
berantem meskipun di jalan dia bertemu
dengan anjing lain, dia juga tidak pernah
menggigit anak kecil. Kemudian, dia juga
tidak pernah dijaili oleh anjing besar.”
(Hachiko Monogatari, 1991; 76)
Pitri Haryanti, S.Pd,M.Pd