Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20
Page 6 of 20Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10 No. 1
128
H a l a m a n
(Claver et al., 2001). Jadi apabila organisasi
melakukan pengembangan sistem informasi
maka harus dimulai dengan merencanakan
proyek yang dikembangkan dalam jangka
waktu beberapa tahun kedepan seperti
waktu yang dibutuhkan atas perubahan bu-
daya organisasi (Claver et al., 2001). Dalam
arti bahwa pengembangan sistem informasi
membutuhkan waktu yang lama bahkan
bertahun-tahun untuk mencapai kesuk-
sesan implementasi sistem informasi
(Claver et al., 2001). Ketika teknologi baru
ditempatkan secara langsung berlawanan
dengan budaya organisasi, teknologi terse-
but harus pula menyesuaikan budaya se-
cara perlahan (Laudon dan Laudon,
2007:101). Tujuan, sasaran dan strategi
sistem informasi yang diterapkan juga harus
sesuai dengan budaya organisasi dalam
rangka untuk menghindari resistensi tinggi
dan risiko kegagalan yang tinggi (Ganguly,
2007:84). Bagaimanapun juga budaya or-
ganisasi merupakan salah satu yang me-
mungkinkan pelaksanaan sistem informasi
berhasil (Claver et al., 2001). Sementara itu
budaya organisasi dapat mengalami peruba-
han pula, yaitu ketika keyakinan, sikap, nilai
-nilai, sistem dan struktur organisasi men-
galami perubahan (Ganguly, 2007:83).
Sistem informasi harus melibatkan
pemahaman tentang cara orang bekerja,
praktek sosial dan budaya organisasi yang
terlibat didalamnya
(Indeje dan Zheng,
2010:4). Oleh karena itu sistem informasi
tidak dianggap sebagai sistem teknis den-
gan implikasi perilaku tetapi lebih dikonsep-
tualisasikan sebagai sistem sosial dimana
teknologi informasi hanya sebagai salah
satu elemen, yang berperan penting dalam
brainware
s
keterkaitan
dengan
organisasi
(Walsham et al, 1988). Guna memberikan
manfaat yang sesungguhnya, maka sistem
informasi harus pula dibangun berdasarkan
pemahaman mengenai organisasi dimana
sistem tersebut akan digunakan (Laudon
dan Laudon, 2007:109). Faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam hal tersebut
salah satunya adalah struktur organisasi
(Laudon dan Laudon, 2007:109). Sistem
informasi melibatkan komponen penting
yaitu orang (Claver et al., 2007) dan menu-
rut
Fontaine (2007) struktur organisasi me-
rupakan komponen krusial dari keseluruhan
business strategy,organizing
resources,
human resources.
sistem informasi merupakan bagian yang
terkait dengan struktur organisasi, sistem
informasi dan organisasi mempengaruhi
satu sama lain (Laudon dan Laudon,
2007:19).
Lebih lanjut hal tersebut diatas da-
pat dijelaskan oleh Fontaine (2007) bahwa
terdapat isu yang implisit mengenai bagai-
mana mengkoordinasikan semua orang
yang ada dengan semua pekerjaan yang
harus dikerjakan. Bagaimana perusahaan
mengorganisasikan pekerjaan kedalam de-
partemen-departemen, bagaimana men-
“who does what”,“who reports to
whom”
(Fontaine, 2007). Sehingga struktur or-
ganisasi menjadi kerangka kerja untuk men-
jawab
pertanyaan-pertanyaan
tersebut
(Fontaine, 2007). Lebih jelasnya Laudon
dan Laudon (2007:109) menyebutkan
bahwa struktur organisasi terdiri dari hier-
arki, spesialisasi, rutinitas dan proses bis-
nis. Oleh karena itu struktur organisasi
akhirnya dapat menentukan bagaimana
pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal (Robbins dan
Judge, 2007:214).
Teknologi baru memiliki dampak
pada organisasi sehingga harus direspon
dengan cepat dan harus diadaptasi oleh
organisasi (Fontaine, 2007). Pada akhirnya
struktur organisasi menyesuaikan diri den-
gan teknologi, dimana teknologi disini
adalah derajat kerutinannya, tugas-tugas
rutin diasosiasikan dengan struktur yang
lebih tinggi dan terdepartementalisasi
(Robbins dan Judge, 2007:239). Rutinitas
diasosiasikan dengan adanya manual
aturan, uraian pekerjaan dan dokumentasi
formal lainnya, akhirnya ditemukan bahwa
terdapat hubungan antara teknologi infor-
masi dan sentralisasi dalam struktur or-
ganisasi. Sehingga organisasi dimana sis-
Siti Kurnia Rahayu