Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10, No. 2
214
H a l a m a n
kelas I dinyatakan dengan Bo.
b. Beton kelas II adalah Beton untuk
pekerjaan-pekerjaan
strukturil
secara umum. Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup
dan harus dilakukan di bawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton
kelas II dibagi dalam mutu-mutu
standar B1, K 125, K175, dan
K225. Pada mutu B1, pengawasan
mutu
hanya
dibatasi
pada
pengawasan
terhadap
mutu
bahanbahan sedangkan terhadap
kekuatan tekan tidak disyaratkan
pemeriksaan.
Pada
mutu-mutu
K125, K175 dengan keharusan
untuk memeriksa kekuatan tekan
beton secara kontinu dari hasil-
hasil pemeriksaan benda uji.
c. Beton kelas III adalah beton untuk
pekerjaan-pekerjaan strukturil yang
lebih
tinggi
dari
K225.
Pelaksanaannya
memerlukan
keahlian
khusus
dan
harus
dilakukan
dibawah
pimpinan
tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan
adanya laboratorium beton dengan
peralatan yang lengkap yang
dilayani oleh tenaga-tenaga ahli
yang dapat melakukan pengawasan
mutu beton secara kontinu.
2. Berdasarkan jenisnya beton dapat
dibagi atas 6 jenis yaitu:
a. Beton Ringan
Agregat yang digunakan untuk
memproduksi
beton
ringan
merupakan agregat ringan juga.
Agregat yang digunakan umumnya
merupakan
hasil
pembakaran
shale, lempung, slates, residu slag,
residu batu bara dan banyak lagi
hasil pembakaran vulkanik. Berat
jenis
agregat
ringan
sekitar
1900kg/m3
atau
berdasarkan
kepentingan
penggunaan
strukturnya berkisar antara 1440-
1850kg/m3 , dengan kekuatan
tekan umur 28 hari lebih besar dari
17,2 MPa.
b. Beton Normal
Beton normal adalah beton yang
menggunakan
agregat
pasir
sebagai agregat halus dan kerikil
sebagai
agregat
kasar
dan
mempunyai berat jenis beton
antara
2200kg/m3-2400kg/m3
dengan kuat tekan sekitar 15-40
MPa.
c. Beton Berat
Beton berat adalah beton yang
dihasilkan
dari
agregat
yang
mempunyai berat isi lebih besar
dari beton normal atau lebih dari
2400kg/m3. Untuk menghasilkan
beton berat digunakan agregat
yang mempunyai berat jenis yang
besar.
d. Beton Massa (Mass Concrete)
Dinamakan beton massa karena
digunakan untuk pekerjaan beton
yang besar dan masif misalnya
untuk bendungan, kanal, pondasi,
jembatan.
e. Ferro-Cement
Ferro-Cement adalah suatu bahan
gabungan yang diperoleh dengan
cara memberikan suatu tulangan
yang berupa anyaman kawat baja
sebagai pemberi kekuatan tarik dan
daktil pada mortar semen
f. Beton Serat (Fibre Concrete)
Beton Serat (Fibre Concrete) adalah
bahan komposit yang terdiri dari
beton dan bahan lain berupa serat.
Serat dalam beton ini berfungsi
mencegah retakretak sehingga
menjadikan beton lebih daktil
daripada beton normal.
Kelebihan dan kekurangan beton
Kelebihan:
Dapat dengan mudah dibentuk sesuai
dengan kebutuhan konstruksi
Mampu memikul beban yang berat
Tahan terhadap temperatur tinggi
Biaya pemeliharaan yang kecil.
Mohamad Donie Aulia