Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10, No. 2
216
H a l a m a n
MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar
(Los of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah
480-960 kg/cm3, peresapan air (water
absorbtion) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/
cm3, hantaran suara rendah (sound
transmission), rasio kuat tekan terhadap
beban tinggi, konduktifitas panas rendah,
dan tekanan terhadap api sampai dengan
6 jam. Batu apung banyak dijumpai di
Indonesia, misalnya : Pulau
Sumatera dan Jawa. Sifatnya menyatu
dengan semen. Kuat tekannya rendah.
Semen
cement
perpaduan bahan baku batu kapur/
gamping sebagai bahan utama dan
lempunung/tanah
liat
atau
bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir
berupa padatan berbentuk bubuk (bulk),
tanpa
memandang
proses
pembuatannya,yang
mengeras
atau
membantu pada pencampuran dengan
air. Batu kapur/gamping adalah bahan
alam yang mengandung senyawa Calcium
Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah
liat adalah bahan alam yang mengandung
senyawa: Silika Oksida (SiO2), Aluminium
Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan
Magnesium
Oksida
(MgO).
Untuk
menghasilkan
semen,
bahan
baku
tersebut
dibakar
sampai
meleleh,
sebagian untuk membentuk klinkernya
yang
kemudian
dihancurkan
dan
ditambah dengan gibs (gypsum) dalam
jumlah yang sesuai (Mulyono. T, 2004).
a. Semen non-hidrolik, tidak dapat
mengikat dan mengeras di dalam air
akan tetapi dapat mengikat dan
mengeras di udara. Contoh : kapur
b. Semen
hidrolik,
mempunyai
kemampuan untuk mengikat dan
mengeras di dalam air. Contoh : semen
Portland, semen Terak. (Shiroku Saito,
1985)
c. Hidrasi dari Semen
d. Jenis-jenis Semen Portland
Semen Portland dapat dibagi atas 5 tipe
yaitu:
Tipe I, semen Portland yang dalam
penggunaannya
tidak
memerlukan
persyaratan khusus seperti jenis-jenis
lainnya.
Tipe II, semen Portland yang dalam
penggunaannya
memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang.
Tipe III, semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan
awal yang tinggi dalam fase permulaan
setelah pengikatan terjadi.
Tipe IV, semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan panas
hidrasi yang rendah.
Tipe V, semen Portland yang dalam
penggunaannya
memerlukan
ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.
Agregat
Kandungan agregat dalam campuran
beton biasanya sangat tinggi. Komposisi
agregat tersebut berkisar 60% - 70% dari
berat
campuran
beton.
Walaupun
fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi
karena komposisinya yang cukup besar,
agregat inipun menjadi penting. Sifat yang
paling penting dari suatu agregat (batu-
batuan, kerikil, pasir, dan lain-lain) ialah
kekuatan hancur dan ketahanan terhadap
benturan, yang dapat mempengaruhi
ikatannya dengan pasta semen, porositas
dan karakteristik penyerapan air yang
mempengaruhi daya tahan terhadap
proses pembekuan dan agresi kimia serta
ketahanan terhadap penyusutan (Brook
K.M, Murdock L.J, 1991).
Jenis-jenis Agregat
Berdasarkan ukuran butiran nominal yang
diisyaratkan oleh SNI T-15-1991-03
agregat dapat dibagi 2 yaitu :
Agregat kasar
Agregat kasar adalah agregat yang
semua butirannya tertinggal di atas
Mohamad Donie Aulia