Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10, No. 2
271
H a l a m a n
SETSUZOKUSHI
SOREDE, SOKODE,SURUTO)
DALAM BAHASA JEPANG
SONI MULYAWAN SETIANA
Program Studi Sastra Jepang Unikom
Setsuzokushi/conjunctions (Sorede, sokode, suruto) in Indonesian language
have a similar meaning, “namely: maka, kemudian, lalu, lantas, dan Karena itu”.
However, there are some differences in function and an utilization in sentences
itself.
As a foreign learners, we will face the difficulties to be able to understand
and use these three conjunctions (Sorede, sokode, suruto). This study discusses
the function and the use of conjuctions (Sorede, sokode, suruto). So that,
learners could understand easily the similarities and the differences of these
conjuctions (Sorede, sokode, suruto) in Japanese.
Setsuzokushi, Sorede, sokode, suruto
PENDAHULUAN
Setsuzokushi atau konjungsi merupakan
kata yang penting pada waktu membuat
kalim at
d alam
b ahasa
Jepang.
S e t s u z o k u s h i
d i p a k a i
u n t u k
menghubungkan atau merangkaiakan
kalimat atau merangkaiakan bagian-bagian
kalimat. Penggunaan yang tidak tepat akan
menyebabkan kalimat yang kita susun tidak
berbunyi sebagai kalimat dalam bahasa
Jepang.
Morita (1979) menjelaskan bahwa “apabila
ditinjau dari sudut orang asing yang
mempelajari bahasa Jepang, setsuzokushi
merupakan kelompok kata yang penting
dan merupakan kelompok kata yang
menjadi penghambat bagi pembelajar
asing”.
Selanjutnya Mulyadi (1999) menjelaskan
Setsuzokushi
jenis kata yang penting dan sulit untuk
dipelajari mengingat jumlahnya sangat
banyak, selain itu memiliki arti yang hampir
sama tetapi memiliki fungsi dan cara
penggunaan yang berbeda”. Seperti dalam
Jouken no setsuzokushisetsuzokushi
yang menyatakan hubungan sebab akibat.
Jouken no setsuzokushi
sorede, sokode,suruto
mempunyai arti sebab akibat. Sepintas
setsuzokushi
arti yang sama, tetapi bila dikaji lebih jauh
ketiga setsuzokushi tersebut memiliki
perbedaan baik fungsi maupun cara
penggunaannya dalam kalimat. Ketiga
setsuzokushi tersebut sering digunakan
baik pada waktu berkomunikasi lisan
maupun dalam bentuk tulisan. Untuk itu
dibutuhkan kemampuan dalam menguasai
penggunaan setsuzokushi. Menguasai
penggunaan setsuzokushi berarti mampu
m e m a h a m i
d a n
m e n g g u n a k a n
setsuzokushi tersebut, baik lisan maupun
tulisan.
Pemakaian setsuzokushi berbeda menurut
waktu, tempat, situasi dan lain-lain, bahkan
kata yang memiliki arti yang sama pun
menjadi berbeda pemakaiannya tergantung
dari unsur-unsur tersebut, seperti yang
terdapat dalam contoh kalimat di bawah ini:
bidang
HUMUNIORA