Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.10, No. 2
291
H a l a m a n
ANALISIS PERAN ECO-INDUSTRIAL PARK PADA INDUSTRI
TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA UNTUK MEWUJUDKAN
GREEN ICT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
IDA HANDAYANI DAN IVO ROLANDA
Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
Institut Manajemen Telkom
Green ICT merupakan salah satu langkah untuk mengurangi dampak dari
pemanasan global dan untuk mengelola limbah yang dihasilkan oleh industri
telekomunikasi. Untuk melakukan penerapan Green ICT secara efektif dan
efisien, dengan diciptakannya Kawasan Eco-Industrial Park atau biasa disingkat
EIP memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengurangi biaya-biaya
produksi melalu efisiensi terhadap material dan energi, daur ulang sampah/
limbah industri dan meminimalisasi biaya-biaya tambahan yang mungkin timbul.
Kata Kunci: Teknologi Informasi, Eco-Industrial Park, Green ICT, Efektif dan
Efisien
PENDAHULUAN
Isu pemanasan global saat ini telah menjadi
pembicaraan
keseharian
masyarakat
dunia.Hampir
seluruh
dunia
Go Green
melakukan perubahan produk dan jasa
yang
lebih
“ramah
lingkungan”.
Penggunaan teknologi ICT dalam kegiatan
bisnis, edukasi maupun bidang-bidang lain
pun semakin meningkat pesat. Kemajuan
teknologi internet dan semakin mudah dan
murah mengaksesnya juga menambah
ketergantungan kita terhadap TIK dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Sumitro Roestam, konsultan TI
dan Ketua Bidang Infrastruktur, saat ini di
Indonesia ada sekitar 850 stasiun
pemancar TV, ribuan pemancar radio, 80
juta pesawat TV dan 50-juta pesawat radio,
90.000 BTS jaringan ponsel GSM dan
CDMA, 25 ribu SSL Desa Berdering, 131
SSL Desa Pinter, dan 5.748 Pusat Layanan
Internet Kecamatan. Dari sisi pelanggan,
ada 9 juta pelanggan PSTN, 160 juta
pelanggan ponsel, 35 juta pelanggan
Fixed Wireless Access
pengguna Internet dan 2,5 juta pengguna
broadband
diperkirakan sekitar 50 juta per tahun dan
menjadi limbah yang juga mencemari
lingkungan,” berdasarkan fenomena ini
pertanyaan berikutnya adalah seberapa
besarkah kontribusi TIK dalam isu
pemanasan
global
ini?
Dibandingkandengan
sektor
lainnya,
memang
TIK
tidak
terlalu
banyak
mengkonsumsi
energi,
menurut
International Telecommunications Union
(ITU), TIK hanya menyumbang sekitar 2-
2.5% dari emisi “greenhouse gas” dunia.
Akan tetapi penggunaan TIK sudah sangat
meluas dan berkembang cepat serta
ketergantungan kita terhadap TIK semakin
meningkat. Apabila kita tidak melakukan
tindakan apa-apa, kontribusi TIK akan naik
dua kali, sekitar 4% di tahun 2020. Hal itu
ternyata
mampu
membangkitkan
kesadaran masyarakat akan arti pentingnya
menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Kesadaran baru masyarakat itu dengan
bidang
REKAYASA