Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16
Page 11 of 16Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 1
51
H a l a m a n
kepadatan penduduk di wilayah tersebut.
Hal tersebut
berarti
bahwa tingkat
kepadatan penduduk yang berbeda dari
beberapa wilayah akan membedakan
tingkat kebutuhan jaringan jalannya.
Parameter dari aspek aksesibilitas dapat
diekspresikan sebagai total panjang jalan
dalam suatu daerah tertentu (km/1.000
km
2
). Semakin besar nilai aksesibilitas,
maka semakin rapat jaringan jalan sehingga
semakin efektif jaringan jalan tersebut
dalam melayani penduduk. Nilai ideal bagi
kedua parameter tersebut sangat sulit
didapat karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk pengembangan ekonomi
wilayah (Tamin et al., 2005). Aspek teknis
mengenai konsep aksesibilitas dapat
didekati dengan ilustrasi seperti tampak
dalam Gambar 3.
Aspek mobilitas terkait dengan kemudahan
seseorang untuk melakukan perjalanan
saat menggunakan jaringan jalan yang ada.
Dalam pengertian tersebut, maka satuan
standarnya adalah berupa proporsi antara
panjang jalan yang tersedia relatif terhadap
jumlah penduduk yang harus dilayani
(dalam hal ini per 1.000 penduduk),
sehingga satuannya diekspresikan sebagai
besaran km/1.000 penduduk. Besarnya
nilai aspek mobilitas atau indeks mobilitas
ini divariasikan menurut PDRB per kapita
penduduk di wilayah yang bersangkutan.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi PDRB
suatu
komunitas
penduduk,
maka
kebutuhan perjalanan per orangnya akan
bertambah dan oleh karena itu kebutuhan
akan jaringan jalan juga akan bertambah.
Mohamad Donie Aulia, ST., MT
a km
b km
2 (dua)
daerah
yang
tidak
ter-
hubung
dengan
daerah
lain
A
B
C
2 (dua)
daerah
yang
saling
ter-
hubung
namun
terisolasi
dengan
daerah
lain
D
E
F
Gambar 3. Ilustrasi Konsep Aksesibilitas Jaringan Jalan