Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 1
77
H a l a m a n
SIKAP NEGATIF DARI AKUNTAN PUBLIK
AKAN MENIMBULKAN DISFUNGSIONAL AKUNTAN PUBLIK
Dr. ELY SUHAYATI SE.,M.Si.,Ak
Program Studi Akuntansi- Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Sikap akuntan publik adalah suatu ekspresi sederhana dari seorang auditor seperti
keyakinan dan perasaannya pada saat melaksanakan audit, dimana keyakinan dan
perasaan tersebut akan mempengaruhi perilaku dari Akuntan Publik tersebut. Pada
dasarnya sikap yang menentukan perilaku manusia tersebut dibentuk dengan adanya
tiga komponen yang saling mempengaruhi, kognitif, afektif, dan behavior. Sikap nega-
tif akuntan publik akan menimbulkan disfungsional Akuntan Publik seperti dilewatinya
salah satu prosedur audit karena dianggap low risk, Akuntan tidak terlalu mengerti
bagaimana melaksanakan prosedur Audit tertentu, deadline yang dibebankan oleh
klien serta kemalasan dan kebosanan atas pekerjaan audit yang lama dan mele-
lahkan.Disfungsional merupakan suatu perilaku yang menyimpang dari tujuan
organisasi, tetapi keberadaannya bisa ditekan seminimal mungkin, seperti
Profesional Judgment & Decision Behavior
adanya penilaian profesional untuk kemudian mengambil keputusan untuk
berperilaku.
Keyword : Sikap, Disfungsional dan Akuntan Publik
PENDAHULUAN
Arens
et
al,
(2010:290)
memberikan penjelasan bahwa Kantor
Akuntan Publik untuk memperoleh dan
mempertahankan
klien-klien
tidaklah
mudah, karena diwarnai oleh kompetisi
antar Kantor Akuntan Publik, dilain pihak
Kantor
Akuntan
Publik
juga
harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pada saat memutuskan apakah klien
tersebut layak diterima atau ditolak dilihat
dari sudut resiko. Hal ini akan menimbulkan
sikap yang harus dilakukan oleh Akuntan
Publik. Akuntan publik berusaha untuk
menetapkan sikap, sehingga terlihat
rasional ketika melakukan audit (Robbin
dan Judge, 2008 : 94).
Sikap didefinisikan oleh Kinichi dan
Kreitner (2003:182) sebagai kecenderun-
gan merespons sesuatu secara konsisten
untuk mendukung atau tidak mendukung
dengan memperhatikan suatu objek ter-
tentu, sehingga sikap dapat mempengaruhi
perilaku. Menurut Arfan dan Ishak
(2008:43) para akuntan harus memahami
sikap dalam rangka memahami dan
memprediksikan
perilaku
yang
akan
dilakukan. Akuntan Publik akan bertindak
pada saat mendapat respon atas situasi
yang terjadi.
Sikap yang dirasakan Akuntan Publik
dapat dikatakan sebagai dilema etika,
dilema etika merupakan situasi yang
dihadapi oleh seseorang di mana Akuntan
Publik harus membuat keputusan tentang
perilaku yang tepat untuk dilakukannya
(Arens,2010:112), karena sikap dibentuk
sepenuhnya dari hubungan langsung antara
pengalaman pribadi dengan suatu objek,
dimana pengalaman tersebut terbagi dua,
y a i t u
p e n g a l a m a n
y a n g
t i d a k
bidang
EKONOMI