Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 1
78
H a l a m a n
menyenangkan dan pengalaman yang
menyenangkan dengan objek tersebut
(Arfan & Ihsan,2008:45). Sikap terhadap
pengalaman yang menyenangkan atau
sikap positif, artinya terdapat kesesuaian
dengan tujuan. Sedangkan sikap yang ber-
hubungan dengan pengalaman tidak men-
yenangkan atau sikap negatif artinya tidak
tercapainya tujuan yang dijadikan sasaran
(Hansen dan Mowen, 2005). Kedua sikap
tersebut akan menimbulkan konflik, yang
secara umum terbagi dua, yaitu konflik
peran dan konflik kepentingan (Arfan dan
Ikhsan, 2008:37).
Konflik peran adalah suatu gejala psi-
kologis yang dialami oleh auditor, bisa men-
imbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja
dan berpotensi menurunkan motivasi kerja,
konflik peran mempunyai dampak terhadap
perilaku auditor seperti timbulnya tekanan
dan turunnya kinerja (Arfan dan Ikhsan,
2008:37). Sedangkan konflik kepentingan
yaitu konflik yang terjadi berkaitan dengan
kepentingan akuntan publik atau kantor
akuntan publik, oleh karena itu urusan
akuntan publik harus dapat dipisahkan
dengan urusan kantor akuntan publik,
kedua jenis konflik ini ditimbulkan oleh
penyebab yang berbeda (Arfan dan Ikhsan,
2008:37).
Konflik peran dapat menilbulkan dis-
fungsional Akuntan Publik yaitu perilaku
akuntan publik yang pada dasarnya
bertentangan dengan tujuan yang sudah
ditetapkan (Hansen dan Mowen, 2005).
Disfungsional terjadi apabila Auditor
tidak menyukai lingkungan kerja. Tidak
mudah meramalkan Auditor dengan pasti
bagaimana mereka akan merespons suatu
pekerjaan karena adanya tekanan. Bila
Akuntan
Publik
ingin
mengendalikan
konsekuensi yang tidak diinginkan dari
ketidakpuasan kerja, Akuntan Publik harus
bersikap positif untuk menyelesaikan
sumber masalahnya (Robbin dan Judge,
2009:118), agar dapat menghasilkan audit
yang berkualitas.
Sehubungan dengan latar belakang
yang telah disajikan di atas, maka penulis
tertarik untuk membuat artikel dengan judul
”Sikap Negatif dari Akuntan Publik akan
menimbukkan
Disfungsional
Akuntan
Publik”.
Sesuai dengan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, maka masalah yang
dikaji dirumuskan sebagai berikut :
Sikap Negatif dari Akuntan Publik akan
menimbukkan Disfungsional Akuntan Publik
KAJIAN PUSTAKA
Sikap Akuntan Publik
Sikap yang diambil akuntan publik
menentukan apa yang akan mereka
lakukan, ketidakselarasan antara sikap dan
perilaku bisa terjadi karena adanya tekanan
yang sangat kuat terhadap Akuntan Publik
untuk berperilaku dengan cara tertentu
(Robbin dan Judge, 2008 : 94), sebelum
dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang
”
”
ini :
1. Sikap
Secara mendasar, beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap.
Definisi sikap menurut Gibson, Ivancevich &
Donnelly (2006 : 104) menyatakan bahwa :
“An attitude is a positive or negative feeling
or mental state of readiness, learned and
organized through experience, that exerts
specific influence on a person’s response to
people, objects and situation”.
Schermerhorn, Hunt & Osborn (2005 :
86) menyatakan bahwa :
“An attitude is a predisposition to respond in
a positive or negative way to someone or
something in one is environment”.
Sikap menurut Robbin (2005 : 76)
menyatakan bahwa :
”Attitudes are evaluative statements either
favorable
or
unfavorable
concerning
objects, people, or events. They reflect how
one feels about something”.
Dr. Ely Suhayati, SE. MSi, Ak.