Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 1
103
H a l a m a n
MEMAHAMI PENGEMBANGAN HUBUNGAN ANTARPRIBADI
MELALUI TEORI PENETRASI SOSIAL
TINE AGUSTIN WULANDARI, S.I.Kom.
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia
Dewasa ini, kita semakin menyadari bahwa perkembangan hubungan antara
dua orang (antarpribadi) diatur oleh seperangkat kekuatan yang kompleks yang
harus dikelola secara terus menerus oleh para pihak yang terlibat. Teori
(Social Penetration Theory
Taylor (1973) merupakan salah satu karya penting dalam perjalanan panjang
penelitian di bidang perkembangan hubungan. Diskusi awal mengenai Teori
Penetrasi Sosial dimulai pada tahun 1960-an dan 1970-an. Era dimana mem-
buka diri dan berbicara terus terang dianggap sebagai strategi membangun
hubungan yang berarti. Melalui studi yang ekstensif dalam suatu area mengenai
ikatan sosial pada berbagai macam tipe pasangan, Altman & Taylor mengkon-
septualisasikan Teori Penetrasi Sosial untuk memahami kedekatan hubungan
antara dua orang. Walaupun teori ini berakar pada sebuah generasi dimana
berbicara secara bebas adalah sebuah hal yang dianggap penting, banyak
bagian dari teori ini yang masih relevan dengan masa kini karena kita hidup di
dalam masyarakat dimana keterbukaan tetap merupakan karakteristik yang
dianggap penting dari seseorang.
PENDAHULUAN
Hubungan antarpribadi meru-pakan
hal yang hidup dan dinamis. Hubungan ini
selalu berkembang (DeVito, 2011 : 250).
Untuk mengetahui bagaimana suatu
hubungan antarpribadi berkembang atau
sebaliknya, rusak, dapat dilakukan dengan
mempelajari sebuah teori komunikasi yang
(Social
Penetration Theory
& Dalmas Taylor (1973).
SPT merupakan sebuah teori yang
menggambarkan suatu pola pengem-
bangan hubungan, yaitu sebuah proses
yang Altman & Taylor identifikasi sebagai
penetrasi sosial.
Interpersonal closeness proceeds in
a gradual and orderly fashion from superfi-
cial to intimate level of exchange, motivated
by current and projected future outcomes.
Lasting intimacy requires continual and
mutual vulnerability through breadth and
depth of self-disclosure”
125).
Melalui pernyataan Griffin tersebut
dapat
diketahui
bahwa
kedekatan
interpersonal merujuk pada sebuah proses
ikatan hubungan dimana individu-individu
yang terlibat bergerak dari komunikasi
superfisial menuju ke komunikasi yang
lebih
intim.
Lebih
lanjut
Griffin
menyebutkan bahwa keintiman yang
bertahan
lama
membutuhkan
ketidakberdayaan yang terjadi secara
berkesinambungan tetapi juga bermutu
dengan cara melakukan pengungkapan diri
Keintiman di sini, menurut Altman &
Taylor, lebih dari sekedar keintiman secar
bidang
HUMANIORA