Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 1
106
H a l a m a n
Akan tetapi hubungan dapat menjadi
berantakan,
atau
menarik
diri
(depenetrate)
menyebabkan
terjadinya
disolusi
hubungan.
Berbicara mengenai penarikan diri dan
disolusi, Altman & Taylor menyatakan
kemiripan proses ini dengan sebuah film
yang diputar mundur. Sebagaimana
komunikasi memung-kinkan sebuah
hubungan untuk bergerak maju menuju
tahap keintiman, komunikasi dapat
menggerakkan hubungan untuk mundur
menuju tahap ketidak-intiman. Jika
komunikasi penuh dengan konflik,
contohnya, dan konflik ini terus berlanjut
menjadi desktruktif dan tidak bisa
diselesaikan, hubungan itu mungkin
akan mengambil langkah mundur dan
menjadi lebih jauh.
Para teoretikus penetrasi sosial berpikir
bahwa penarikan diri, seperti proses
penetrasi, seringkali sistematis.
Jika sebuah hubungan mengalami
depenetrasi, hal ini tidak berarti bahwa
hubungan
tersebut
akan
secara
otomatis hilang atau berakhir. Sering
kali, suatu hubungan akan mengalami
transgresi
(transgression),
atau
pelanggaran aturan, pelaksanaan, dan
harapan dalam berhubungan. Transgresi
ini mungkin tampak tidak dapat
terselesaikan dan sering kali memang
demikian.
Self-disclosure
(pengungkapan
diri)
adalah
inti
dari
perkembangan
hubungan
Self-disclosure
kan sebagai suatu proses pembukaan
informasi mengenai diri sendiri kepada
orang lain yang memiliki tujuan.
Biasanya, informasi yang ada di dalam
self-disclosure
signifikan.
Menurut Altman & Taylor (1973),
hubungan yang tidak intim bergerak
menuju hubungan yang intim karena
adanya keterbukaan diri. Proses ini
memungkinkan orang untuk saling
Self-
disclosure
membantu
membentuk
hubungan masa kini dan masa depan
antara dua orang, dan “membuat diri
terbuka terbuka terhadap orang lain
memberikan kepuasan yang intrinsik”.
Altman & Taylor (1973) percaya
bahwa hubungan orang sangat bervariasi
dalam penetrasi sosial mereka. Dari suami-
istri, antara supervisor-karyawan, pasangan
main golf, dokter-pasien, hingga para
teoritikus menyimpulkan bahwa hubungan
“melibatkan
tingkatan
berbeda
dari
perubahan keintiman atau tingkat penetrasi
sosial”.
Mereka juga menyatakan bahwa
hubungan
mengikuti
suatu
trayek
(trajector),
kedekatan. Selanjutnya, mereka mengata-
kan bahwa hubungan bersifat teratur dan
dapat diduga dalam perkembangannya.
Karena hubungan adalah sesuatu yang
penting dan “sudah ada di dalam hati
kemanusiaan kita” (Rogers dan Escudero,
2004 : 3), para teoritikus SPT berusaha
untuk menguraikan kompleksitas dan
prekditabilitas yang terus menerus dari
suatu hubungan.
TAHAPAN PROSES PENETRASI SOSIAL
Tahapan-tahapan
dari
proses
penetrasi adalah sebagai berikut:
Orientation Stage
Membuka Sedikit Demi Sedikit
Tahap paling awal dari interaksi, disebut
(orientation
stage),
hanya sedikit mengenai diri kita yang
terbuka untuk orang lain. Komunikasi
yang terjadi bersifat tidak pribadi
(impersonal).
hanya menyampaikan informasi bersifat
sangat umum saja.
Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom.