Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
302
H a l a m a n
LEKSIKON, GAGASAN, DAN MAKNA
DALAM KONTEKS BUDAYA: KENDALA PENCARIAN PADANAN
(KAJIAN TERJEMAHAN IDIOMATIS)
RETNO PURWANI SARI, S.S, M.Hum
,
TATAN TAWAMI, S.S., M.Hum
Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra,
Universitas Komputer Indonesia
Konsep penerjemahan kerap dimaknai dengan pengalihan. Adapun apa
yang dialihkan berbeda pada setiap tingkatannya. Larson (1984: 15)
Because a given text has both form and meaning,..., there are
two main kinds of translation. One is form-based and the other is meaning-
based
pengetahuan penerjemah dan tujuan penerjemahan itu sendiri. Pada
prakteknya, hasil terjemahan, dalam penelitian terhadap mahasiswa Program
Studi Sastra Inggris Unikom semester II dan VI, memperlihatkan terjemahan
dengan beban informasi berat dan padanan leksikon harfiah, sehingga
menyebabkan tingkat keterbacaannya rendah. Fakta ini menyisakan
pertanyaan, faktor linguistik apa saja yang menyebabkan hasil terjemahan
memiliki beban informasi berat dan padanan leksikon harfiah. Dengan
demikian, kajian ini ditujukan untuk mendeskripsikan faktor linguistik yang
menjadi pemicu terjemahan dengan beban informasi berat dan padanan
leksikon harfiah.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deksriptif-analitis.
Data dideskripsikan dengan menganalisis faktor-faktor linguistik yang
menyebabkan beban informasi berat dan yang menyebabkan diambilnya
padanan leksikon harfiah. Data dikaji berdasarkan teoretikal penerjemahan
gagasan Larson (1984) sebagai landasan berpikir.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa leksikon dipahami dari unsur
leksikalnya saja, tanpa mempertimbangkan unsur semantis yang
membangunnya. Akibatnya, padanan dipilih berdasarkan makna leksikal
tersebut. Untuk konsep yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran, yakni bahasa
Indonesia, deskripsi cenderung dilakukan tanpa mengindahkan laju
diperkenalkannya informasi baru di dalam teks terjemahan, sehingga berakibat
informasi diperkenalkan dengan beban informasi berat.
Kata-kata kunci: padanan idiomatis, beban informasi, terjemahan idiomatis
PENDAHULUAN
Penerjemahan
kerap
dikaitkan
dengan seni menulis. Hal ini dipicu dengan
keberadaan kompleksitas unsur yang
terlibat di dalamnya dan keindahan serta
keberagaman aspek yang dimilikinya;
leksikon tidak saja dipandang sebagai
struktur gramatikal yang memiliki makna
primer atau makna leksikal semata, tetapi
leksikon juga dipandang sebagai konsep
makna yang memiliki gagasan, pengalaman
dan kepercayaan yang diyakini dalam
budaya
bahasa
tersebut,
sehingga
pencarian padanan leksikon tidak dapat
disederhanakan begitu saja. Paula dan
Rosman
memandang
penerjemahan
merupakan aktivitas berbahasa berupa
bidang
HUMANIORA