Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
303
H a l a m a n
menuliskan kembali pesan unsur bahasa
sumber yang sarat akan budayanya ke
dalam unsur bahasa sasaran dengan
budaya yang dimilikinya, tentunya; salah
satu aspek yang dikaji dalam ilmu
antropologi.
The
central
aim
of
the
anthropological
enterprise
has
always been to understand and
comprehend a culture or cultures
other than one’s own. This inevitably
involves either the translation words,
ideas, and meanings from one
culture to another, or the translation
to
a
set
of
analytical
concepts.
Gagasan Paula dan Rosman tersebut
mengindikasikan bahwa pencarian padanan
leksikon tidak semata pencarian makna
leksikon itu sendiri, melainkan pemahaman
pesan yang ingin disampaikan dilihat dari
pengalaman yang ada dalam masyarakat
bahasa sumber, sekaligus budaya yang
diyakininya.
Karena
budaya
dan
pengalaman
hidup
masyarakat
yang
berbeda budaya tidak lah sama, pencarian
padanan leksikon menjadi satu hal yang
tidak lah mudah. Untuk itu strategi
penerjemahan
diperlukan
untuk
mengatasinya,
sebagaimana
yang
“The most important skills for a
translator are firstly the ability to
analyze a variety of translation situa-
tions, and secondly the ability to
decide on a strategy for resource
research which is adapted to the
translation situation.
Strategi dimaksudkan untuk mendapatkan
padanan leksikon yang paling mendekati,
karena padanan leksikon berkonsep benar-
benar sama sangat lah sulit, seperti yang
disebutkan oleh Nida dalam Venuti,
Since no two languages are
identical either in meanings given to
corresponding symbols, or in ways in
which such symbols are arranged in
phrases and sentences, it stands to
reason that there can be no
absolute correspondence between
languages...no
fully
exact
translation...the impact may be
reasonably close to the original but
no identity in detail
Berdasarkan paparan yang telah diberikan,
dapat disimpulkan kesulitan pencarian
padanan leksikon disebabkan oleh unsur
budaya dan pengalaman yang berbeda di
antara dua bahasa yang terlibat; bahasa
sumber dan bahasa sasaran, dalam
penelitian ini bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia.
Berpijak pada gagasan tersebut di
atas dan mengaitkannya dengan isu yang
diangkat dalam penelitian ini, pencarian
padanan leksikon untuk novel sangat lah
krusial. Ada masa ketika membaca novel
terjemahan sangat tidak menyenangkan,
sehingga membaca novel aslinya menjadi
pilihan yang lebih baik; karena sensasi
keseluruhan isi novel dirasakan dan
dinikmati. Tentu saja fakta ini menjadi suatu
hal yang miris mengingat tidak semua
penikmat novel memiliki kemampuan
bahasa Inggris yang cukup. Oleh karena itu,
gagasan
utama
artikel
ini
adalah
mengidentifikasi
dan
mendeskripsikan
faktor linguistik apa yang menyebabkan
padanan leksikon harfiah memiliki beban
informasi berat. Hal ini ditujukan untuk
memberikan catatan kecil bagi penerjemah
untuk
mempertimbangkannya
ketika
menerjemahkan novel berbahasa Inggris.
LEKSIKON, GAGASAN, DAN MAKNA
Sebagaimana yang telah dipaparkan,
leksikon memiliki gagasan dan makna
berdasarkan
konteks
budaya
yang
dimilikinya.
Tentu
saja
hal
ini
mengindikasikan bahwa setiap bahasa
memiliki caranya sendiri dalam mengemas
informasinya dalam struktur leksikon;
jumlah informasi dan bagaimana informasi
Retno Purwani Sari
,
Tatan Tawami
.