Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
305
H a l a m a n
STRATEGI PENERJEMAHAN IDIOMATIS
Padanan terjemahan yang diharapkan
untuk leksikon bahasa sumber adalah
padanan yang idiomatis; artinya padanan
tersebut memiliki konstruksi gramatikal dan
pemilihan unsur leksikalnya natural dalam
bahasa sasaran. Larson (1984: 15)
berpendapat bahwa padanan idiomatis ini
hanya dapat diperoleh dengan cara
menerjemahkan
berdasarkan
makna
leksikon bahasa sumber,
Meaning-based translations make
every effort to communicate the
meaning of the source language text
in the natural forms of the receptor
language. Such translations are
called idiomatic translation
Penerjemahan idiomatis ini dapat dilakukan
dengan memahami gagasan yang ada
berikut dengan unsur pengalaman dan
budaya bahasa sasaran. Selanjutnya,
padanan dicari berdasarkan makna dengan
menggunakan konstruksi gramatikal dan
leksikon natural bahasa sasaran.
Konsekuensi logis dari pemahaman
leksikon ini adalah komponen makna
kontrastif – komponen makna pembeda,
girl
konsep gender [FEMALE] – dibuat eksplisit
untuk mendapatkan gagasan yang sama;
anak perempuan
padanan terjemahan untuk konsep yang
tidak dikenal dalam bahasa sasaran? Bukan
kah hampir sebagian besar konsep leksikon
tersebut tidak dikenal dalam bahasa
sasaran?
Untuk konsep yang tidak dikenal
dalam bahasa sasaran, Larson (1984)
menyepakati pendapat Beekman dan
Callow
penerjemahan,
There are three basic alternative
ways in which a translator can find
an eqivalent expression in the
receptor language. These area
generic word with a descriptive
phrase,a loan word, anda
cultural substitute
Padanan
leksikon
didapatkan
dari
penggunaan leksikon generik dengan frasa
deskriptif, peminjaman leksikon asing, dan
penggantian leksikon asing tersebut dengan
kata leksikon bahasa sasaran yang memiliki
makna yang mirip. Untuk penggunaan
leksikon generik sendiri, frasa deskriptif
dapat berupa pengeksplisitan bentuk, atau
fungsi, atau bentuk dan fungsi.
Akan tetapi, masalah yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan leksikon
generik dengan frasa deskriptif berpotensi
menambah beban informasi pada teks
bahasa sasaran. Mengenai hal ini, Larson
At the same
time, however, they may add to the
information
load.
Such
equivalent
expression do not easily bring to the mind of
the reader a clear idea of what the THING or
EVENT being described is liked.
belum pernah melihat ataupun mengalami
sendiri konsep yang ditawarkan, sehingga
sulit
baginya
membayangkan
dan
memahami konsep tersebut. Alih-alih
pembaca tetap pada topik ataupun tema
yang disajikan, pembaca terjebak dengan
memahami konsep tidak dikenal tersebut.
Oleh sebab itu, pencarian padanan leksikon
harus juga mempertimbangkan informasi
mana yang penting dibuat eksplisit dan
informasi mana yang sebaiknya tetap dibuat
implisit untuk mempertahankan tematik.
Gagasan ini bukan berarti padanan yang
dihasilkan merupakan padanan yang tidak
mendekati makna leksikon bahasa sumber,
tetapi pencarian padanan terjemahan harus
dilakukan secermat mungkin, apakah
padanan didapat dari penggunaan makna
generik yang diberi frasa deskriptif, atau
dari peminjaman leksikon bahasa sumber,
atau dari penggantian leksikon yang tidak
dikenal dengan leksikon yang dikenal dalam
budaya bahasa sasaran.
Catatan lain bagi penerjemah adalah
ketika padanan terjemahan terpaksa
diambil dengan cara penggantian leksikon
yang tidak dikenal dengan leksikon yang
Retno Purwani Sari
,
Tatan Tawami
.