Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
181
H a l a m a n
keputusan yang tepat yang akan dapat
memperbaiki
hasil
sistem
keseluru-
han dalam batas-batas tertentu. Dengan
demikian pengambilan keputusan adalah
suatu proses pemilihan dari berbagai alter-
natif baik kualitatif maupun kuantitatif un-
tuk mendapat suatu alternatif terbaik guna
menjawab masalah atau menyelesaikan
konflik (pertentangan). Proses penurunan
suatu keputusan mengandung empat unsur:
1) Model : Model menunjukkan gam-
baran suatu masalah secara kuantitatif
atau kualitatif.
2) Kriteria : Kriteria yang dirumuskan
menunjukkan tujuan dari keputusan
yang diamtril. Jika terdapat beberapa
kriteria yang saling bertentangan,
maka pengambilan keputusan harus
melalui kompromi (misalnya menam-
bah jasa langganan dan mengurangi
persediaan, maka keputusan mana
yang diambil perlu kompromi).
3) Pembatas : Faktor-faktor tambahan
yang perlu diperhatikan dalam meme-
cahkan
masalah
pengambi-
lan keputusan. Misalnya dana yang
kurang tersedia.
4) Optimalisasi : Apabila masalah kepu-
tusan telah diuraikan dengan sejelas-
jelasnya
(model),
maka
mana-
jer menentukan apa yang diperlukan
(kriteria) dan apa yang diperbolehkan
(pembatas). Pada keadaan ini pengam-
bil
keputusan
siap
untuk
memilih pemecahan yang terbaik atau
yang optimum.
Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berkisar
dari sangat rutin dan baku (terprogram)
sampai kompleks (tidak dapat diprogram).
Untuk maksud klasifikasi, maka pada
dasarnya ada tiga tingkat pengambilan
keputusan.
(1). Pengambilan keputusan tingkat strate-
gis
Pengambilan keputusan strategis diciri-
kan oleh sejumlah besar ketidak pas-
tian dan berorientasi ke masa depan.
Keputusan-keputusan ini menetapkan
rencana
jangka
panjang
yang
akan mempengaruhi keseluruhan or-
ganisasi. Pengambilan keputusan ting-
kat
strategis
misalnya
perlua-
san p.0abrik,
penentuan
produksi,
penggabungan, penggolongan, penge-
luaran modal dan sebagainya. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa strategi
yang diputuskan itu berhubungan den-
gan perencanaan jangka panjang dan
meliputi penentuan tujuan, penentuan
kebijaksanaan, pengorganisasian, dan
pencapaian keberhasilan
organisasi
secara keseluruhan.
(2) Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis ber-
hubungan
dengan
kegiatan jangka
pendek dan penentuan sumber daya
untuk mencapai tujuan. Jenis pengam-
bilan keputusan irfi berhubungan den-
gan bidang-bidang seperti perumusan
anggaran, analisis ariran dana, penen-
tuan tata ruang pabrik, masalah ke-
pegawaian, perbaikan produksi serta
penelitian dan pengembangan. Bila
pengambilan keputusan strategis se-
bagian besar mengandung kegiatan
perencanaan yang menyeluruh, pen-
gambilan keputusan taktis memerlukan
gabungan dari kegiatan perencanaan
dan pengawasan. Jenis keputusan ini
memiliki potensi yang kecil untuk me-
laksanakan pengambilan keputusan
terprogram. Untuk sebagian besar
aturan-aturan keputusan dalam pen-
gambilan keputusan taktis tidak ter-
susun dan tidak dapat dipertanggung-
jawabkan terhadap kebiasaan sehari-
hari dan peraturan yang mengatur
sendiri.
(3) Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar
ditentukandan output bersifat deter-
ministik (sifatnya menentukan). Pen-
gambilan keputusan teknis adalah
suatu proses yang dapat menjamin
bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilak-
sanakan dalam cara efektif dan efisien.
Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi
pengawasan dan sedikit sekali fungsi
Sri Dewi Anggadini.