Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
202
H a l a m a n
untuk melakukan perjalanan dan memasuki
sebuah tempat. Halden, Jones dan Sarah
(2005: 2) menyatakan bahwa “aksesibilitas
adalah atribut bagi orang-orang (dan
barang) bukan modal transportasi atau
tersedianya jasa, dan menjelaskan system
terintegrasi dari sudut pandang pengguna”.
Halden, Jones, Wixey (2005: 2)
menyatakan ada tiga komponen dasar yang
membangun aksesibilitas, sebagaimana
diilustrasikan dalam Gambar 1. di bawah
ini.
March (2004: 10) menyatakan ak-
sesibilitas:mencakup jarak/waktu terbang,
akses keseluruhan, frekuensi/kapasitas,
akses masuk, penerbangan langsung/tidak
langsung, persyaratan visa, kemudahan
berjalan-jalan, kemudahan memperoleh
sesuatu, informasi destinasi wisata, kemu-
dahan menggabungkan perjalanan dengan
destinasi wisata lainnya, kemudahan komu-
nikasi. Menurut Cakici, Harman (2007;135)
aksesibilitas mengacu pada keseluruhan
sistem
transportasi,
terminal,
dan
kendaraan. Cakici, Harman (2007:139),
aksesibilitas: akses mudah, kualitas jalan,
fasilitas parkir, waktu mengemudi.
Aksesibilitas destinasi diukur den-
gan jarak ekonomi yang dinyatakan dalam
hamparan perjalanan. Kunci karakteristik
aksesbilitas adalah seluruh system trans-
portasi terdiri dari rute, terminal dan kenda-
raan (Stanković, Đukić, 2009:24). Kumar
(2010:270) mengungkapkan jika tempat
wisata dapat diakses, orang dapat mengun-
jungi daerah tersebut. Pertumbuhan wisata-
wan pada destinasin tertentu berhubungan
erat dengan penyediaan dan tingkat pem-
bangunan dalam sistem transportasi terse-
but. Destinasi wisata yang terletak paling
dekat ke pasar wisata menghasilkan dan
dihubungkan oleh sistem yang baik dari
jalan raya, kereta api dan saluran udara
akan menerima jumlah maksimum wisata-
wan
Dengan demikian menurut penulis,
aksesibilitas adalah atribut bagi orang-
orang (dan barang) bukan modal transpor-
tasi atau tersedianya jasa sebagai dasar
individu atau kelompok yang memberikan
kemudahan melakukan perjalanan dan me-
masuki daerah tujuan/ destinasi Dalam
penelitian ini penulis mengacu pendapat
Cakici, Harman (2007;139) aksesibilitas:
akses mudah, kualitas jalan, fasilitas parkir,
waktu mengemudi. Karena kondisi-kondisi
seperti itulah yang memudahkan wisata-
wan ingin dan mau datang ke suatu desti-
nasi.
Kerangka Pemikiran
Bandung Raya merupakan wilayah
metropolitan di provinsi Jawa Barat. Wilayah
Bandung Raya merupakan wilayah yang
sangat strategis karena kota Bandung
adalah ibukota provinsi Jawa Barat yang
berada di tengah-tengah Provinsi Jawa
Barat, dan kota atau kabupaten lain
mengelilingi
kota
Bandung.
Wilayah
Bandung Raya sebagai kota metropolitan
yang paling dekat dengan ibukota negara RI
yaitu DKI Jakarta. Dengan demikian
memudahkan
akses
menuju
wilayah
Bandung Raya. Posisi wilayah Bandung
Raya ini sangat mendukung menjadi potensi
destinasi bagi wisatawan yang datang dan
menginap untuk berwisata. Dalam upaya
memudahkan
wisatawan
melakukan
perjalanan
untuk
berkunjung
serta
memasuki
destinasi
memerlukan
kemudahan
akses
menuju
destinasi
tersebut. Sudah tentu kualitas jalan menjadi
indikator yang mempengaruhi akses ke
destinasi tersebut karena hal tersebut akan
mempengaruhi waktu mengemudi untuk
sampai ke destinasi tersebut. Menurut
Buchalis
(2000:98),
Cakiki,
Harman
(2007:135) “aksesibilitas mengacu pada
keseluruhan transportasi, terminal dan
kendaraan”. Untuk itu agar wisatwan dapat
Rahma Wahdiniwaty
Sumber : Halden, Jones, Wixey(2005:2)
Gambar 1.
Primary Components of Accessibility