Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
205
H a l a m a n
tasi ke dan di lokasi tujuan, tetapi juga un-
tuk pertimbangan mobilitas perjalanan.
Orang perlu akses ke sumber daya baik
temporal dan ekonomi untuk bisa beper-
gian.
Faktor apa yang paling dominan harus
diperhatikan dalam Aksesibilitas di Bandung
Raya
Berikut ini gambaran kinerja aksesi-
bilitas di wilayah Bandung Raya yang men-
cakup kemudahan akses, kualitas jalan,
fasilitas parkir dan waktu mengemudi seba-
gai berikut
Berdasarkan dimensi secara keselu-
ruhan, menurut wisatawan kemudahan ak-
ses, kualitas jalan cukup baik, fasilitas
parkir dan waktu mengemudi dirasa cukup
sesuai. Total skor tertinggi pada kemudahan
akses, skor terendah pada waktu menge-
mudi. Sedangkan dalam penelitian Cakiki
dan Harman (2007: 139) di Turkish Bird-
watchers bahwa skor tertinggi pada kemu-
dahan akses, sedangkan skor terendah
pada fasilitas parkir. Dengan demikian
kondisi aksesibilitas di wilayah Bandung
Raya tidak begitu jauh berbeda dengan
kondisi Turkish Birdwatchers.
Dengan demikian, aksesiblitas di
wilayah Bandung Raya yang perlu menjadi
perhatian terutama masalah ketidakse-
suaian antara kelebaran jalan dengan jum-
lah kendaraaan. Hal tersebutlah yang men-
gakibatkan kondisi macet. Untuk itu dalam
pembangunan keberlanjutan perlu meran-
cang strategi mengatasi kemacetan. Pada
umumnya menurut wisatawan kelebaran
jalan di wilayah Bandung Raya kecil. Ber-
dasarkan observasi, jalan-jalan di wilayah
Bandung Raya kecil dan sulit untuk dilebar-
kan. Selain masalah tersebut menurut wisa-
tawan dan penulis adalah banyaknya angku-
tan kota dan semrawutnya angkutan kota
yang berhenti seenaknya. Begitu pula pe-
numpang yang memberhentikan angkutan
kota di sembarang tempat. Kondisi ini perlu
perhatian besar. Apabila hal ini tidak segera
ditangani, kondisi kemacetan akan semakin
parah dan dapat menurunkan daya minat
wisatawan datang ke destinasi Bandung
Raya di masa datang. Banyaknya masyara-
kat di wilayah Bandung Raya memiliki ken-
daraan roda dua maupun roda empat, mu-
dahnya akses masuk mengakibatkan ber-
tambahnya kendaraan di wilayah Bandung
Raya ini,. Selain itu banyak angkutan kota
dan penumpang yang kurang disiplin dalam
memberhentikan angkutan. Hal ini adalah
sebuah bentuk bahwa kota di wilayah Band-
ung Raya belum siap dengan kemajuan
teknologi yang masuk.
Untuk itu, dalam upaya melakukan
pembangunan berkelanjutan ke depan perlu
merancang teknologi yang dapat mengatasi
kemacetan. Mantan Wapres Jusuf Kalla
menawarkan pembangunan monorel di kota
Bandung
(Ageng
Rustandi,
Rabu,
14 /09/11). Monorel ditujukan melintasi
Pasteur, Paris Van Java, Setiabudi dan be-
berapa daerah lainnya di Bandung dan
nantinya monorel ini bukan di bawah tanah
tetapi di atas, sepanjang kurang lebih 30
kilometer
(Ruslan
,
Jumat,
05/08/2011). Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,
Denny Juanda, mengatakan selain monorel,
sub-
way, buswaycable car
belum ada keputusan. Hal ini harus dibahas
bersama-sama, tidak bisa diputuskan satu
daerah
saja".
(Ferri
Amiril,
Sabtu ,6/8/2011).
Rahma Wahdiniwaty
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2011
Gambar 3.
Grafik Aksesibilitas di Bandung Raya per
dimensi menurut Wisatawan