Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
231
H a l a m a n
menyelesasikan pekerjaan.
UNIKOM
menerapkan
testing
best practice
yang ditentukan oleh UNIKOM dan
customer
(tidak
mengikuti
standarisasi internasional tertentu).
Pengujian
dan
dokumentasinya
dikerjakan oleh developer itu sendiri.
UNIKOM tidak menganggarkan
appraisal cost
bonus di akhir proyek) untuk
karyawannya. Bonus hanya akan ada
jika ada kelebihan budget saja.
Pola komunikasi pada proses Quality
Control hanya dilakukan di
lingkungan internal direktorat ICT.
Tidak ada SOP umum yang
Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S.
SQA
Management
Komponen
Ketersediaan
SQA
Project
Progress
Control
Pengontrolan aktifitas
manajemen resiko
Tidak ada
Pengontrolan jadwal proyek
Tidak ada
Pengontrolan sumber daya
proyek
Tidak ada
Pengontrolan biaya proyek
Tidak ada
SQ Metrics
Metrics process
Tidak ada
Metrics product
Tidak ada
Timetable
Tidak ada
Efektifitas penghilangan error Ada
Produktifitas proses software Tidak ada
Help desk services
Tidak ada
Corrective maintenance
services
Ada
SQ Costs
Prevention (CC)
Tidak ada
Appraisal (CC)
Tidak ada
Managerialpreparation
control cost (C and C)
Tidak ada
Internal failure costs (FoCC) Tidak ada
External failure costs (FoCC) Tidak ada
Managerial failure costs
(FoCC)
Tidak ada
terdefinisikan secara jelas untuk SQA.
SOP yang diterapkan UNIKOM adalah
software
Defect dan bug pada perangkat lunak
Defectbug
t elah
d it amb al
juga
t id ak
didokumentasikan.
Masalah-masalah pada seluruh tahap
pembangunan perangkat lunak tidak
didokumentasikan.
Tidak ada kontrol terpusat pada
perusahaan untuk mendokumen-
tasikan semua permasalahan yang
terjadi di perusahaan tersebut. Salah
satu contoh: Jika client ingin
menelepon karena mempunyai
masalah dengan perangkat lunak
Tabel 3. Manajemen Kualitas PL