Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22Page 23Page 24Page 25Page 26Page 27Page 28
Page 20 of 28Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
253
H a l a m a n
memilih Partai Demokrat berharap seluruh
aspirasi masyarakat dapat terpenuhi dan
disampaikan
kepada
pemerintah,
khususnya pemerintah Kota Bandung.
Audiens/Pendengar
dalam
Komunikasi
Politik Partai Demokrat
Pihak
yang
menjadi
tujuan
disampaikannya sesuatu pesan disebut
receiver
audience
giliran berikutnya penerima pesan akan
memprakarsai penyampaian suatu pesan
berikutnya, maka pada saat itu sebenarnya
pihak yang tadinya disebut sebagai
khalayak itu telah berubah peran menjadi
komunikator. Sasaran pendengar dalam
komunikasi politik yang dilaksanakan oleh
Partai Demokrat adalah masyarakat yang
diharapkan dapat memberikan dukungan
dalam bentuk pemberian suara kepada
partai demokrat. Pesan komunikasi politik
partai demokrat Kota Bandung diberikan
kepada anggota partai dan masyarakat
umum.
Partai politik berorientasi pada
perolehan dukungan suara di daerah
pemilihannya dalam rangka memperoleh
kekuasaan
tanpa
memperhatikan
kepentingan
dan
pemenuhan
hak
konstituen. Hal ini yang membuat partai
gagal
dalam
mengembangkan
dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat.
Dalam
kondisi
krisis
kepercayaan
masyarakat terhadap partai politik yang
berakibat pada penurunan dukungan
masyarakat terhadap perolehan suara, hal
ini dapat menimbulkan frustasi bagi kader
dan pengurus partai. Kondisi ini akan
berakibat kader dan pengurus partai yang
berdedikasi
tinggi
sekaligus
memiliki
karakter, dengan mudah mengubah garis
politik.
Berdasarkan
hasil
observasi
banyak masyarakat yang masuk menjadi
anggota partai demokrat dikarenakan
proses komunikasi yang cukup baik dari
partai demokrat terutama di Kota Bandung.
Anggota Partai Demokrat di Kota Bandung
merupakan
kader
partai
terbanyak.
Partisipasi
politik
mencakup
semua
kegiatan sukarela melalui mana seseorang
turut serta dalam proses pemilihan
pemimpin-pemimpin politik dan turut serta
– secara langsung atau tak langsung –
dalam pembentukan kebijakan umum.
Kegiatan-kegiatan ini mencakup kegiatan
memilih dalam pemilihan umum; menjadi
anggota golongan politik seperti partai,
kelompok penekan, kelompok kepentingan;
duduk dalam lembaga politik seperti dewan
perwakilan
rakyat
atau
mengadakan
komunikasi dengan wakil-wakil rakyat yang
duduk dalam badan itu; berkampanye,
termasuk menghadiri kelompok diskusi, dan
sebagainya.
Jumlah
para
pelaku
praktik
partisipan politik setelah diadakan aktivitas
pendidikan politik memang bertambah,
namun tidak dalam jangka waktu yang
lama.
Orang-orang
yang
tertangkap
partisipasi politik dan terbukti sebagai
pimpinan DPC Partai Demokrat Kota
Bandung. Orang-orang tersebut diberikan
pendidikan, pelatihan dan keterampilan
untuk dapat berusaha sendiri dalam
mencari nafkah. Namun bagi sebagian
orang, mereka banyak yang kembali
berprofesi sebagai pengusaha.
Komunikasi yang baik memberikan
penguatan dukungan kepada Partai
Demokrat dari kader-kader partai.
Berdasarkan hasil wawancara, dukungan
kader Partai Demokrat untuk komunikasi
politik Partai Demokrat sangat positif.
Terkadang saking antusiasnya kader partai
untuk ikut dalam komunikasi politik Partai
Demokrat ini, mereka melakukan tindakan
sendiri dengan dibantu para remaja dan
pihak lain. Namun belakangan hal ini
berkurang jika tidak diketahui dan dibarengi
oleh pimpinan DPC Partai Demokrat Kota
Bandung khususnya Pimpinan Partai
Demokrat DPC Kota Bandung, karena
dikhawatirkan akan timbul keributan,
bentrokan fisik bahkan tindakan anarkisme.
Faktor-faktor Pendukung Pelaksanaan
Komunikasi Politik di DPC Partai Demokrat
Dewi Kurniasih, Tatik Rohmawati.