Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22Page 23Page 24Page 25Page 26Page 27Page 28
Page 8 of 28Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
241
H a l a m a n
Komunikasi Politik
Perkembangan komunikasi politik
akan selalu mengikuti dan berimpit dengan
kemajuan masyarakat semakin masyarakan
maju berkembang, semankin komplek pula
problema
yang
dihadapi
komunikasi.
Kecepatan arus informasi atau komunikasi,
tukar menukar fakta dan data visualisasi
kemajaan suatu negara akan merupakan
stimulasi bagi setiap negara untuk
meningkatkan taraf kemajuannya. Untuk
memberikan cakrawala pandangan tentang
komunikasi politik secara totalitas, maka
dalam tulisan ini akan dikemukakan
beberapa pengertian tentang komunikasi
dan politik serta fungsi komunikasi politik
itu sendiri.
Bride
memperinci
fungsi
komunikasi, yaitu : Fungsi Informasi,
Fungsi sosialisasi, Fungsi motivasi, Fungsi
debat dan diskusi, Fungsi Pendidikan,
Memajukan kebudayaan, Hiburan dan
Integrasi. Fungsi politik lebih cenderung
kepada fungsi politik yang ada pada
suprastruktur
yang
telah
digariskan
berdasarkan konsitusi yang berlaku dan
sesuai dengan garis strategi pemerintah
didalam upaya mensejahterakan seluruh
masyarakat.
Demikian
pula
fungsi
komunikasi politik dimana kita lihat
terhadap upaya manusia, karena baik
komunikasi
atau
politik
keduanya
merupakan
usaha
manusia
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Komunikasi
politik
secara
keseluruhan tidak dapat dipahami kecuali
apa bila dihubungkan dengan dimensi
politik
dengan
segala
aspek
dan
problematikanya. Komunikasi dipandang
dalam arti yang lebih luas meliputi seluruh
pertukaran pesan diantara individu-individu
warga masyarakat dari mulai komplek yang
terkecil (keluarga) sampai pada kelompok
yang lebih luas yang disebut masyarakat
negara.
Pengertian Menurut Sumarno A.P
komunikasi politik adalah komunikasi yang
diarahkan
kepada
pencapaian
suatu
pengaruh sedemikian rupa, sehingga
masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan
komunikasi ini dapat meningkat semua
warganya
melalui
suatu
aksi
yang
ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga
politik.
Selain itu, Rusadi Kartaprawira berpendapat
bahwa komunikasi politik untuk
menghubungkan pikiran politik yang hidup
dalam masyarakat, baik pikiran intra
golongan, institusi, sosial atau maupun
sektor kehidupan politik masyarakat dengan
sektor kehidupan politik pemerintah.
Akibat Komunikasi Politik
Setelah menunjukkan preferensi
untuk memikirkan tiga komponen opini yang
saling lingkup, yakni kepercayaan, nilai, dan
pengharapan, dan setelah menguraikan
teori kebergantungan dari Ball-Rokeach dan
Defleur yang cocok dengan pandangan itu,
maka tepat bagi kita untuk merangkumkan
akibat potensial dari komunikasi dengan
menggunakan kategori kognitif, apektif, dan
behavioural yang digunakan dalam model
kebergantungan.
1. Akibat kognitif
Situasi itu ambigus atau tidak,
komunikasi
membantu
orang
menetapkannya. Seperti argumentasi Ball-
Rokeach
dan
Defleur,
media
tidak
menetapkan
bahwa
setiap
orang
menginterpretasikan
peristiwa
dengan
seragam; namun, dengan mengontrol
informasi apa yang disampaikan dan tidak
disampaikan, dan bagaimana informasi itu
disajikan, media dapat memainkan peran
besar dalam membatasi keanekaragaman
interpretasi yang dapat dibuat oleh
khalayak.
Dengan menanggapi komunikasi,
orang memperluas realitas politik yang
dipersepsinya serta menginterpretasikan
situasi yang ambigus dan rutin. Sistem
politik seseorang bisa jadi kaya, bermacam-
macam, dan mencakup masalah yang
hampir tak terhitung, sementara yang lain
berfokus sempit dan miskin rincian. Ia akan
terbuka terhadap komunikasi oleh orang
yang bergantung pada media dalam
menyajikan
informasi
baginya
untuk
Dewi Kurniasih, Tatik Rohmawati.