Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14
Page 8 of 14Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.11 No. 2
269
H a l a m a n
pattern
Secara Umum, langkah-langkah dari
teknik
penerapan
Boyer-Moore
pada
pattern
direpresentasikan sebagai berikut :
1. Menjalankan prosedur preBmBc dan
preBmGs untuk mendapatkan nilai
perbandingan pergeseran.
2. Menjalankan prosedur preBmBc. Fungsi
dari
prosedur
ini
adalah
untuk
menentukan berapa besar pergeseran
yang dibutuhkan untuk mencapai
pattern
pattern
dari prosedur preBmBc disimpan pada
.
3. Menjalankan
prosedur
preBmGs.
Sebelum menjalankan isi prosedur ini,
suffix
patternsuffix
adalah memenggal sejumlah karakter
yang dimulai dari karakter terakhir/
terkanan dengan sejumlah karakter yang
dimulai dari setiap karakter yang lebih
suffix
pada stack suff. Dengan demikian suff[i]
suffix
pattern
akhiri karakter ke-i.
4. Dengan prosedur preBmGs, dapat
diketahui berapa banyak langkah pada
pattern
lain yang sama, dimana letaknya lebih
kiri dengan karakter di sebelah kiri
segmen
yang
berbeda.
Prosedur
suff
mengetahui semua pasangan segmen
.
Menjalankan prosedur BM, proses
pattern
hasil dari prosedur preBmBc dan preBmGs
yaitu stack bmBc dan bmGs sebagai
landasan keputusan pergeseran (Gambar
.
BmGs pada database dimaksudkan agar
proses
perhitungan
nilai
keputusan
pergeseran oleh prosedur BmBc dan BmGs
dapat menjadi lebih optimal, karena nilai
keputusan telah tersimpan untuk beberapa
pattern
proses filter pada database (recordset)
membutuhkan estimasi waktu tertentu.
Maka jika dibandingkan proses pencocokan
nilai keputusan oleh prosedur preBmBc dan
pattern
proses cek database akan menjadi lebih
lama. Untuk itu, keputusan pengecekan
database
ditentukan
dari
parameter
prosedur BM pada saat pemanggilan.
Terdapat pula parameter plusPos
yang berfungsi sebagai nilai tambah untuk
setiap posisi yang ditemukan. plusPos
digunakan pada saat pencocokan string
yang membutuhkan posisi akhir, tengah,
maupun posisi tertentu dari sebuah
karakter yang terdapat pada pattern
terhadap teks.
Terdapat
pula
kriteria
jumlah
pencocokan, kriteria ini difungsikan sebagai
parameter
jumlah
pencocokan
yang
dibutuhkan. Sebagai contoh, jika terdapat
10 kecocokan, maka pencocokan akan
dihentikan ketika mencapai kecocokan ke-
5, dimana 5 adalah kriteria jumlah
pencocokan.
Sehingga
menjadikan
algoritma Boyer-Moore berjalan lebih
optimal dan sesuai kebutuhan Translator.
Basis
pengetahuan
algoritma
Translator Pascal ke C dibangun oleh 2
dasar sintaksis seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Berikut representasi sintaksis
pemenggalan teks berdasarkan sintaksis
pernyataan Pascal (Gambar 7). Masing-
masing pernyataan memiliki alur yang
bernilai tetap. Alur-alur tersebut membentuk
sebuah pola pembentukan pernyataan yang
dapat
dimanfaatkan
oleh
algoritma
Translator untuk mengkondisikan kriteria
pattern
terhadap teks. Terlihat pula bahwa suatu
pernyataan dapat memiliki badan berupa
pernyataan lainnya, dan tentunya hal ini
berdasarkan pengkondisian pernyataan
induk. Maka dengan mengaitkan per pola
variasi pernyataan Pascal terhadap C,
didapatlah suatu aturan baru mengenai
pemenggalan dan penggabungan hasil dari
pencocokan
algoritma
Boyer-Moore
terhadap teks.
Dengan
pemanfaatan
Database
Diana Effendi, Tono Hartono, Andri Kurnaedi.