Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.12, No. 1
4
H a l a m a n
untuk memprediksi keberadaan reservoir
hidrokarbon tersebut masih kecil.
Para peneliti geologi dan perminyakan
berusaha untuk dapat mengetahui karak-
terisitik dari reservoir gamping terutama
fenomena transport. Untuk mengetahui
karateristik gamping tidaklah mudah. Ini
dikarenakan reservoir gamping dapat
berskala sampai kilometer dan ciri utama
dari reservoir karbonat adalah
porositasnya yang heterogen di setiap
skala panjang. Ketika memodelkan aliran
fluida, secara umum tidaklah mungkin
untuk mendapatkan data-data di seluruh
skala panjang yaitu dari skala mikrometer
(sampel pori karbonat) sampai skala
kilometer (reservoir karbonat) [Feranie,
2008].
Dewasa ini teknik tersebut banyak dilaku-
kan pada batuan karbonat. Batuan kar-
bonat memiliki struktur yang sangat rumit
dibandingkan batuan reservoir lainnya.
Akan tetapi jumlah reservoir hidrokarbon
di bumi sebagian besar berada pada ba-
tuan karbonat dengan presentase 60%.
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutu-
han manusia akan sumber daya alam ini,
studi tentang reservoir batuan karbonat
sangat diperlukan.
Ciri utama batuan karbonat (bahkan di
skala mikroskopik) adalah porositasnya
yang heterogen. Akibatnya, biasanya
klasifikasi batuan karbonat pada
umumnya berdasarkan porositas
diantaranya: Dunham, Lucia, Cockette-
Pray [Moore, 2002] dan besaran-besaran
fisis batuan (khususnya permeabilitas)
bergantung pada porositas [Pape, 1999].
Produk utama penelitian ini adalah
image
program sesuai warna-warna mineral dan
porositas reservoir karbonat, yang bisa
diterapkan di daerah lain di dunia. Dari
program
ini
diharapkan
dapat
memberikan gambaran sehingga dapat
memprediksi secara rasional karakteristik
dari karbonat reservoir. Dengan diketahui
karakteristik reservoir karbonat ini,
diharapkan produksi gas dan perminyakan
akan menjadi lebih efektif dan efisien.
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan kejadian eksplorasi minyak
bumi di daerah Donggala, Sulawesi Sela-
tan dan sekitar pulau Madura yang
diprediksi banyak memiliki sumber minyak
bumi yang melimpah ruah, ternyata hanya
menghasilkan sedikit minyak bumi. Para
ahli geologi dan perminyakan Indonesia
terkecoh oleh karakteristik batuan gamp-
ing tempat “emas hitam” itu berada. Yang
tentu saja sangat merugikan dalam hal
biaya, tenaga, dan lain-lain. Untuk itu dibu-
tuhkan pengenalan awal dengan analisis
Thin Slice
Gambar 1 Beberapa metode dalam karak-
terisasi batuan gamping
Dalam gambar di atas, riset difokuskan
pada thin section petrography. Yaitu sys-
tem sayatan tipis untuk mengamati ba-
tuan yang berukuran raksasa dapat di-
wakilkan dengan ukuran micrometer.
ANN sudah banyak diaplikasikan pada
batuan gamping, diantaranya dengan me-
Multiple Regression
prediksi kecepatan gelombang geser (Vs)
[Eskandaria, dkk, 2004], dengan bantuan
citra satelit untuk mengenali dua warna
secara hitam putih yaitu air dan bukan air
berupa daratan [Siahaan, dkk, 2009],
memprediksi nilai porositas dari Log su-
mur [Arabani, dkk, 2002], juga ANN lebih
John Adler