Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16
Page 12 of 16Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.12 No. 1
104
H a l a m a n
Gambar 17. Profil Kecepatan Kondisi
Bangunan 4 t = 20
Pada t = 20 Dengan teori aliran potensial
(Euler dan Daniel Bernoulli), dimana aliran
inviscid
Garis arus terpisah di hulu bangunan
bertemu kembali di hilir bangunan. Garis-
garis teratur ini membentuk daerah
pengaruh wake yang kecil hanya 0.5 m di
belakang
bangunan
dan
setelah
pengaruhnya hilang maka aliran akan
kembali laminer karena sisa dari daerah
aliran
yang
jauh
dari
bangunan
mempertahankan kecepatan arus identik di
semua lokasi, dan medan aliran sehingga
aliran
kembali
laminar.
Namun
dibandingkan pada bangunan 1 pengaruh
wake pada bangunan 2 dan 4 tidak sebesar
pada bangunan 1, hal ini diakibatkan
karena antar bangunan saling meniadakan
pengaruh. Timbulnya lapisan batas akibat
difusi momentum aliran untuk kedua
bangunan menyebabkan lapisan batas
saling
mempengaruhi
dan
saling
meniadakan.
Pada t = 2 kecepatan mulai bertambah dari
detik pertama akibat adanya perubahan
volume air dari reservoir terhadap waktu
yang menyebabkan perubahan kecepatan
pula terhadap waktu yang mulai meninggi
pada detik 2 setelah ada perubahan bukaan
pintu yang secara tiba-tiba.
Pada aliran laminer yang diganggu dengan
wake
aliran dihilir bangunan merupakan aliran
turbulen. Dengan teori aliran potensial
(Euler dan Daniel Bernoulli), dimana aliran
inviscid
Garis arus terpisah di hulu bangunan
bertemu kembali di hilir bangunan.
Ludwig Prandtl menjelaskan bahwa
terbatasnya viskositas fluida terdapat difusi
momentum dalam aliran ini lalu bangunan
dengan sisi-sisinya melawan dan
memperlambat aliran terdekat di suatu
daerah disebut lapisan batas. Hal ini
menghasilkan penurunan tekanan kecil di
bangunan dalam arah aliran. Sisa dari
daerah aliran jauh dari bangunan
mempertahankan kecepatan arus identik di
semua lokasi, dan medan aliran dalam
situasi ini masih laminar.
Kenaikan kecepatan dikanan dan kiri
bangunan diakibatkan oleh adanya
perubahan luasan saluran akibat adanya
bangunan, berdasarkan persamaan
kontinuitas maka Jika A1 > A2 maka v2 >
v1.
Vitta Pratiwi.
Gambar 18. Profil Kecepatan Kondisi
Bangunan Miring t = 2