Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18
Page 10 of 18Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.12 No. 2
178
H a l a m a n
sesuai dengan ilmu ergonomi dan
antropometri tubuh manusia
.
4.
Sofa, biasanya mempunyai dudukan
yang empuk (jok), berbahan busa dan
dibungkus dengan kain khusus mebel
(fabric) atau kulit (asli/imitasi).
5.
Chaise lounge,
artinya Kursi Panjang (long chair), yaitu
bagian dudukannya dapat menampung
kaki hingga seluruh badan di atas kursi.
6.
Stool atau Ottoman, adalah istilah untuk
kursi tanpa sandaran punggung,
biasanya berukuran kecil, terutama pada
bagian dudukannya (sekitar 30 cm).
Dibedakan menurut tinggi dudukannya,
tools
toolsbar stools
Sedangkan Ottoman berfungsi untuk
foot
stools
STOOL
Stool
yang secara visual tidak memiliki sandaran
punggung dan sandaran tangan.
Berdasarkan sejarah perkembangan mebel,
stool
dan pertengahan. Pada umumnya,
stool
sebagai simbol kebanggaan/ gengsi.
stool
mengambil bentuk singa(pada bagian kaki).
Ornamen ini melambangkan kekuasaan.
stool
fasilitas duduk (kursi) pada umumnya, yaitu
untuk memfasilitasi aktifitas manusia untuk
menopang bagian tubuhnya dalam bekerja
ataupun beristirahat. Tetapi beberapa
stool
sandaran punggung dan sandaran tangan.
Untuk itu diperlukan kenyamanan yang baik
pada bagian dudukan. Karena pada bagian
inilah seluruh kendali kenyamanan berada.
Standar antropometri pada bagian dudukan
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
MATERIAL
Menurut Pile (1995), kualitas material
sangat menentukan keberhasilan sebuah
perancangan mebel. Penggunaan material
sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Fungsional
2. Estetik
3. Ekonomi
Berdasarkan unsur pembentuknya, material
mebel dibagi atas dua bagian :
Organic
alam
Non-Organic
logam, serat sintetis
Beberapa contoh material yang bisa
digunakan untuk mebel :
1. Kayu (woods)
2. Logam (metals)
3. Batu (mansory)
4. Kaca (glass)
5. Plastik
6. Tekstil
BIAYA
Desain, konstruksi, dan material merupakan
beberapa faktor utama dalam merancang
desain mebel. Ketiga faktor tersebut akan
baik jika dilengkapi dengan pertimbangan
biaya dalam perancangannya. Untuk
memenuhi kebutuhan pasar bagi negara
berkembang, biaya adalah faktor yang
menentukan keberhasilan suatu produk
bisa terjual dengan baik. Namun hal ini
berbeda dengan negara yang sudah maju
dimana kemampuan pasar tidak melihat
sepenuhnya terhadap harga sebuah produk,
tetapi lebih melihat sisi desain dari produk
tersebut.
Dina Fatimah, Febry Maharlika