Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18
Page 8 of 18Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.12 No. 2
176
H a l a m a n
Karya yang terbuka
Demistifikasi realita
Kritikus seni kontemporer
kebanyakan kritikus pasca modern.
Secara
visual, tampilan modern
diperlihatkan sebagai berikut :
Geometri
Rasional
Fungsional
Ekspresif
Penggunaan teknologi canggih
Memakai material baru
FASILITAS DUDUK
Desain kursi belum selesai sampai
seseorang duduk di atasnya
Wegner, Denmark. Duduk merupakan
aktivitas pertengahan antara berdiri dan
telentang. Menurut gunawan (2010), tradisi
duduk dahulu kala dilakukan pada obyek
yang sudah disediakan alam seperti
permukaan tanah, batang pohon, batu, dan
sebagainya. Kebiasaan duduk di lantai
biasanya dilakukan oleh masyarakat
nomaden dan masyarakat Asia termasuk
Indonesia. Tradisi ini melahirkan berbagai
alas duduk seperti tikar, permadani di Timur
Tengah dan tatami di Jepang.
Dalam beberapa situs ditemukan batu yang
diolah sebagai perlengkapan untuk duduk.
Secara umum sarana untuk duduk disebut
kursi. Pada awalnya kursi identik dengan
kekuasaan, waktu itu yang berhak duduk
diatas kursi hanya raja, ratu atau para
bangsawan sedangkan masyarakat bawah
duduk di lantai, misalnya dapat dilihat di
relief candi Borobudur dan dinding Piramid
Mesir.
Kursi yang nyaman umumnya didesain
dengan mempertimbangkan ergonomi, akan
tetapi karena faktor lamanya duduk akan
terasa pegal badan sehingga berpengaruh
terhadap tingkat kenyamanan masing-
masing pemakai, yang dalam ergonomi
fatique
modern di Denmark melakukan penelitian
intensif mengenai ukuran yang paling tepat
untuk bermacam lemari dan rak, yang
kemudian menjadi cikal bakal ilmu
ergonomi atau ilmu yang mempelajari
hubungan manusia dan kerja. Riset
mengenai ergonomi terus dikembangkan
tidak hanya menyangkut ukuran mebel tapi
juga perilaku pemakainya.
Studi ergonomi fasilitas duduk mempelajari
aktifitas manusia dalam posisi duduk di
kursi kerja atau sofa (easy chair), sehingga
menghasilkan ukuran dudukan, kemiringan
dan fleksibitas sandaran belakang dan
Dina Fatimah, Febry Maharlika
Gambar 6. Gaya Postmodern pada Desain Kursi