Majalah Ilmiah UNIKOM
Vol.12 No. 2
207
H a l a m a n
PEMBAHASAN
Budaya organisasi selalu dapat ditemukan
dalam sistem informasi (Laudon & Laudon,
2012:115).
Sistem
informasi
yang
digunakan akan menambah nilai bagi
perusahaan bila dipengaruhi budaya (Stair
& Reynolds, 2010:43). Pernyataan-pernyata
tersebut telah dibuktikan dalam penelitian
ini, dimana hasil penelitian ini menemukan
pengaruh positif yang signifikan terhadap
kualitas
sistem
informasi
akuntansi
manajemen. Penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan Carenzo & Turolla
(2010),
dimana
hasil
penelitiannya
mengatakan
dalam
sistem
informasi
akuntansi manajemen, budaya internal
merupakan faktor
yang penting dalam
penyebaran sistem informasi akuntansi
manajemen dalam organisasi.
Sebagaimana diketahui bahwa budaya
merupakan seperangkat nilai-nilai bersama,
keyakinan, dan norma yang mempengaruhi
karyawan berfikir, merasa, dan berperilaku
terhadap satu sama lain dan terhadap
orang-orang di luar organisasi (George &
Jones, 2010:502). Bila dari sudut pandang
sistem, Laudon & Laudon (2012:85)
mengatakan budaya merupakan pemersatu
yang kuat yang menahan konflik dan
mendorong
pemahaman
bersama,
kesepakatan atas prosedur, dan praktek
yang lazim. Kebiasaan-kebiasaan buruk
yang
dilakukan
karyawan
dalam
perusahaan akan menghambat penerapan
sistem, begitu juga sebaliknya apabila
kebiasaan-kebiasaan yang baik dijalankan
akan mempermudah dalam penerapan
sistem di dalam perusahaan tidak terkecuali
di Perguruan Tinggi.
Dalam hal ini dibuktikan dari jawaban para
responden, etos kerja atau norma para
responden yang baik telah menunjukkan
bahwa sistem informasi yang dibangun
mampu berjalan dan berfungsi sesuai
dengan kesepakatan dan prosedur serta
praktik yang lazim, karena walaupun tidak
ada pimpinan di tempat, tim melakukan
pekerjaan sesuai dengan sistem dan
prosedur. Melakukan pekerjaan dengan
menggunakan sistem dan prosedur juga
merupakan suatu bentuk telah membutikan
bahwa fungsi budaya dalam organisasi telah
berjalan dengan baik, yang mana fungsi
budaya sesuai dengan yang dikatakan
Robbins
(2007:725)
yaitu
budaya
merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan
organisasi
dengan
memberikan standar-standar yang tepat
mengenai apa yang harus dikatakan dan
dilakukan oleh para karyawan dan budaya
juga berfungsi sebagai mekanisme pembuat
makna dan mekanisme pengendalian yang
memandu dan membentuk sikap serta
perilaku para karyawan.
Terdapat hal penting yang perlu diketahui,
ketika menyelesaikan pekerjaan selalu
memperhatikan sistem dan prosedur dan
itu sudah menjadi budaya dalam organisasi
dan menganggap sistem perusahaan telah
memberikan simplifikasi secara proses,
sehingga menjadikan Universitas Komputer
Indonesia
lebih kompetitif
juga
mempermudah hubungan antar sesama
pekerja akan berdampak pada kreativitas
seorang karyawan dan juga berdampak
pada daya saing untuk berprestasi yang
lebih inovatif. Bukti ini diperoleh dari hasil
jawaban para responden. Begitu juga halnya
dalam konteks persaingan dalam
memperoleh prestasi kerja. Persaingan
untuk menghasilkan prestasi kerja di
kalangan pengguna di Universitas Komputer
Indonesia, hal ini diperlihatkan pada
jawaban responden
.
Ketika seseorang bekerja dengan baik dan
selalu ingin dipandang lebih baik oleh
pimpinan maka itu sudah merupakan
bentuk persaingan. Bila dikaitkan dengan
pengimplementasian
sistem
informasi
ataupun ketika terjadi pengembangan
sistem informasi, dorongan dari dalam diri
para manajer untuk lebih awal mengetahui
sistem yang dikembangkan itu merupakan
suatu bentuk persaingan. Pengaruh budaya
organisasi
terhadap
kualitas
sistem
Siti Kurnia Rahayu, Lilis Puspitawati, Sri Dewi Anggadini